Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengatakan pemerintah memiliki rencana menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton untuk menambah kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
“Memang kita terutang harusnya kan kita impor 1 juta ton lagi, tapi karena awalnya India melarang, jadi pakai skema business to business,” ujar Zulhas di Jakarta, Selasa.
Adapun pemerintah telah menetapkan bakal mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton pada 2024. Sementara realisasi impor pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 2.937.772 ton dan pada September hingga Desember rencananya akan mengimpor sebanyak 1.552.686 ton.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menegaskan rencana penambahan impor akan dilakukan seiring dengan melihat jumlah produksi beras nasional dalam hal ini jika produksi beras menurun maka impor beras akan dilakukan untuk menyiapkan dan mengamankan cadangan pangan.
“BPS menyampaikan untuk menyiapkan cadangan pangan lagi ke depan sambil kita memperkuat produksi dalam negeri,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa, lewat kolaborasi antar kementerian/lembaga dalam hal ini Kementerian Pertanian diharapkan turut mendukung peningkatan produksi beras sehingga produksi beras utamanya dalam negeri mampu meningkat.
Adapun berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2024 update per 22 Agustus, produksi beras pada periode September dan Oktober 2024 akan meningkat masing-masing menjadi 2,87 juta ton dan 2,59 juta ton.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan produksi beras pada Juni yang tercatat 2,06 juta ton dan Juli 2,05 juta ton.
Selain itu, menurut survei BPS, produksi beras pada September dan Oktober itu diperkirakan melampaui konsumsi beras nasional yang hanya 2,58 juta ton dalam periode yang sama, menunjukkan adanya surplus produksi.
Baca Juga : Bulog pastikan stok beras di Madiun aman hingga awal tahun 2025
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
“Memang kita terutang harusnya kan kita impor 1 juta ton lagi, tapi karena awalnya India melarang, jadi pakai skema business to business,” ujar Zulhas di Jakarta, Selasa.
Adapun pemerintah telah menetapkan bakal mengimpor beras sebanyak 3,6 juta ton pada 2024. Sementara realisasi impor pada Januari hingga Agustus 2024 tercatat sebanyak 2.937.772 ton dan pada September hingga Desember rencananya akan mengimpor sebanyak 1.552.686 ton.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo menegaskan rencana penambahan impor akan dilakukan seiring dengan melihat jumlah produksi beras nasional dalam hal ini jika produksi beras menurun maka impor beras akan dilakukan untuk menyiapkan dan mengamankan cadangan pangan.
“BPS menyampaikan untuk menyiapkan cadangan pangan lagi ke depan sambil kita memperkuat produksi dalam negeri,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa, lewat kolaborasi antar kementerian/lembaga dalam hal ini Kementerian Pertanian diharapkan turut mendukung peningkatan produksi beras sehingga produksi beras utamanya dalam negeri mampu meningkat.
Adapun berdasarkan Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2024 update per 22 Agustus, produksi beras pada periode September dan Oktober 2024 akan meningkat masing-masing menjadi 2,87 juta ton dan 2,59 juta ton.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan produksi beras pada Juni yang tercatat 2,06 juta ton dan Juli 2,05 juta ton.
Selain itu, menurut survei BPS, produksi beras pada September dan Oktober itu diperkirakan melampaui konsumsi beras nasional yang hanya 2,58 juta ton dalam periode yang sama, menunjukkan adanya surplus produksi.
Baca Juga : Bulog pastikan stok beras di Madiun aman hingga awal tahun 2025
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024