Banyuwangi - Senjata api yang dimiliki anggota pengendali massa (Dalmas) Polri akan ditarik secara bertahap untuk mengurangi adanya korban dalam pengamanan unjuk rasa di sejumlah daerah. Kepala Biro Provost Mabes Polri Brigadir Jenderal Sujarno, Kamis, mengatakan senpi dan tongkat pemukul yang dimiliki anggota Dalmas akan ditarik untuk mengantisipasi penyalahgunaan senjata tersebut dalam mengamankan unjuk rasa. "Pada saat terjadi unjuk rasa yang anarkis, terkadang polisi menggunakan senpi dan alat pemukul untuk mengendalikan situasi," kata Sujarno usai melakukan supervisi di Polres Banyuwangi. Menurut dia, hasil evaluasi yang dilakukan Mabes Polri menyebutkan bahwa banyak anggotanya yang menyalahgunakan senjata tersebut, sehingga setiap kali ada unjuk rasa tidak sedikit korban yang jatuh akibat aksi demonstrasi yang anarkis. "Memang ada anggota di lapangan yang menyalahgunakan senjata itu, sehingga menimbulkan korban baik dari masyarakat maupun anggota Polri sendiri," tuturnya. Untuk itu, lanjut dia, anggota Dalmas Polri hanya dipersenjatai pentungan rotan dan tameng saja, namun apabila masa menjurus anarkis maka tugas Brimob yang mengamankan unjuk rasa tersebut. "Memang idealnya pentungan rotan dan tameng dalam mengamankan unjuk rasa, namun pengamanan akan dibantu Brimob ketika terjadi aksi anarkis massa," katanya menjelaskan. Brigjen Sujarno menambahkan setiap Polres idealnya memiliki 2 kompi Dalmas yang selalu siaga dan tidak boleh dibebani tugas lain, sehingga mereka selalu siap diterjunkan pada saat ada situasi genting.(*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012