Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat wilayah terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih bertambah dari enam kecamatan menjadi delapan kecamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto di Situbondo, Sabtu mengatakan pendistribusian ari bersih ke wilayah terdampak kekeringan pada musim kemarau hingga Oktober terus dilakukan.
"Seiring berjalannya waktu, pada pertengahan September wilayah terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih bertambah lagi di dua kecamatan, yakni Bungatan dan Jatibanteng," ujarnya.
Sebelumnya, BPBD mencatat wilayah terdampak kekeringan dan warga mengalami kekurangan air bersih akibat sumber matai mengering itu tersebar dienam kecamatan, yakni Banyuputih, Arjasa, Kendit, Mlandingan, Suboh, Sumbermalang.
"Tambahan dua kecamatan (Bungatan dan Jatibanteng) yang mengalami kekurangan air bersih ada sekitar 3.000 jiwa tersebar di beberapa dusun," kata Sruwi Hartanto.
Ia mengungkapkan bahwa sejak memasuki musim kemarau pada awal Agustus 2024 ada sekitar 10.000 jiwa terdampak kekeringan tersebar di beberapa desa di enam kecamatan.
Setiap hari, lanjut Sruwi, petugas BPBD bersama dengan perusahaan air minum daerah mendistribusikan air bersih di dua titik terdampak kekeringan secara bergantian menggunakan dua armada truk tangki kapasitas 5.000 liter.
"Hari ini kami mendistribusikan air bersih ke Dusun Karangnangka, Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan, menggunakan dua armada truk tangki dan masing-masing armada berisi 5.000 liter air bersih," kata Sruwi.
Pengiriman air bersih ke lokasi terdampak kekeringan dan mengalami kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, berdasarkan surat permohonan dari pemerintahan desa setempat yang disampaikan ke pemerintah kabupaten.
Delapan kecamatan yang mengalami kekurangan air bersih akibat sumber mata air mulai mengecil dan sumber air di sumur bor berkurang, serta ada pula mesin sumur bor sudah rusak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto di Situbondo, Sabtu mengatakan pendistribusian ari bersih ke wilayah terdampak kekeringan pada musim kemarau hingga Oktober terus dilakukan.
"Seiring berjalannya waktu, pada pertengahan September wilayah terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih bertambah lagi di dua kecamatan, yakni Bungatan dan Jatibanteng," ujarnya.
Sebelumnya, BPBD mencatat wilayah terdampak kekeringan dan warga mengalami kekurangan air bersih akibat sumber matai mengering itu tersebar dienam kecamatan, yakni Banyuputih, Arjasa, Kendit, Mlandingan, Suboh, Sumbermalang.
"Tambahan dua kecamatan (Bungatan dan Jatibanteng) yang mengalami kekurangan air bersih ada sekitar 3.000 jiwa tersebar di beberapa dusun," kata Sruwi Hartanto.
Ia mengungkapkan bahwa sejak memasuki musim kemarau pada awal Agustus 2024 ada sekitar 10.000 jiwa terdampak kekeringan tersebar di beberapa desa di enam kecamatan.
Setiap hari, lanjut Sruwi, petugas BPBD bersama dengan perusahaan air minum daerah mendistribusikan air bersih di dua titik terdampak kekeringan secara bergantian menggunakan dua armada truk tangki kapasitas 5.000 liter.
"Hari ini kami mendistribusikan air bersih ke Dusun Karangnangka, Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan, menggunakan dua armada truk tangki dan masing-masing armada berisi 5.000 liter air bersih," kata Sruwi.
Pengiriman air bersih ke lokasi terdampak kekeringan dan mengalami kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, berdasarkan surat permohonan dari pemerintahan desa setempat yang disampaikan ke pemerintah kabupaten.
Delapan kecamatan yang mengalami kekurangan air bersih akibat sumber mata air mulai mengecil dan sumber air di sumur bor berkurang, serta ada pula mesin sumur bor sudah rusak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024