Pengembangan infrastruktur yang masif di kawasan Surabaya barat disambut positif kalangan pengusaha dan masyarakat karena bisa berdampak positif terhadap meningkatnya iklim investasi di wilayah itu terutama sektor properti atau perumahan.

"Saat ini Pemerintah Kota Surabaya sedang membangun radial road atau jalan lingkar yang menghubungkan Jalan Lontar menuju Jalan Yono Soewoyo yang direncanakan beroperasi akhir tahun  2024. Keberadaan infrastruktur jalan baru ini menunjang mobilitas dan aksesibilitas warga," kata Direktur Pemasaran Intiland Wilayah Surabaya Harto Laksono kepada wartawan di Surabaya, Kamis.

Proyek jalan sepanjang 1,9 kilometer itu diharapkan bisa mengurangi kemacetan di Jalan Lontar, Surabaya, yang saat ini semakin meningkat, terutama pada jam-jam sibuk.

Jalan Lontar menjadi salah satu akses menuju sejumlah kawasan perumahan di wilayah Surabaya barat, seperti Graha Natura, Citraland, Alam Galaxy, dan beberapa komplek perumahan lainnya.

"Pengembangan infrastruktur yang masif, perkembangan kawasan yang sangat cepat, serta potensi dan magnet investasi yang tumbuh signifikan menjadi pendorong pertumbuhan kawasan ini," ujar Harto.

Sebagai pengembang perumahan Graha Natura di kawasan Surabaya barat, lanjut Harto, Intiland pun menyambut positif pembangunan infrastruktur jalan tersebut. Salah satunya dengan mengembangkan klaster baru rumah tapak Lily by the Lake dengan jumlah terbatas hanya 54 unit.

Menurut ia, proyek baru ini membidik segmen pasar keluarga muda yang sudah mapan dan membutuhkan rumah tinggal dengan konsep bernuansa alami. Harga rumah dijual mulai Rp2 miliar untuk ukuran 6x16 meter persegi hingga sekitar Rp5 miliar untuk tipe terbesar 10x20 meter persegi.

"Kami hanya luncurkan 54 unit dan saat ini sudah 15 unit yang terjual. Ini menunjukkan permintaan terhadap unit-unit rumah tapak masih cukup baik," katanya.

Menurut Harto, pasar perumahan masih terus tumbuh, khususnya untuk rumah tapak masih cukup prospektif. Tingkat permintaan pasar terhadap ketersediaan unit-unit rumah tapak di Surabaya relatif masih cukup tinggi.

"Faktor pendukung seperti tingkat suku bunga yang relatif stabil untuk KPR (kredit pemilikan rumah) serta adanya insentif pembelian properti dari pemerintah turut mendorong penjualan rumah," tambahnya.

Sementara dari sisi kinerja, Harto mengatakan pencapaian perseroan pada tahun ini masih on the track meskipun kondisi perekonomian belum sepenuhnya pulih.

"Realisasi penjualan properti hingga triwulan ketiga mencapai 75 persen dari target Rp500 miliar pada tahun 2024. Kami optimistis target itu bisa terpenuhi hingga akhir tahun," tambah Harto.

Pewarta: Didik Kusbiantoro

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024