Calon Gubernur Jawa Timur Nomor 2 Khofifah Indar Parawansa menerima curhatan dari pedagang di Pasar Wonokromo Surabaya yang mengeluhkan pasar cenderung sepi pembelinya.

“Beberapa pedagang di sini sebagian mengatakan sepi, ada yang mengatakan biasa-biasa saja. Sebagian mereka menyampaikan bahwa mereka harus bersaing dengan tren perdagangan online,” kata Khofifah saat blusukan ke Pasar Wonokromo Surabaya, Sabtu.
 
Menanggapi keluhan tersebut, Khofifah menyatakan bahwa saat ini digitalisasi adalah sebuah keniscayaan yang harus dihadapi di semua sektor kehidupan. Sehingga pasar tradisional juga harus mengarahkan perkembangan ke depan ke arah hybrid yaitu penjualan langsung dan digital.
 
“Penjualan online setuju tidak setuju harus ditransformasikan di pedagang pasar tradisional. Supaya mereka juga tetap bisa melayani baik yang penjualan langsung maupun yang penjualan online,” ujarnya.
 
Disebutkan wanita yang juga mantan Menteri Sosial dan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan ini bahwa berkurangnya pembeli dirasakan pedagang khususnya yang menjual makanan dalam bentuk kemasan.
 
Sedangkan mereka yang menyebut tidak kehilangan pelanggan adalah para pedagang di pasar basah khususnya daging dan ikan. Yang mana mereka masih banyak yang melayani pembeli yang sudah lama dan sudah langganan.
 
“Jadi artinya penjualan secara online harus diadaptasikan dengan belanja tradisional agar tetap bisa melayani semua pembeli,” ujar Khofifah.
 
Selain itu, kata dia, pasar tradisional harus tetap dijaga kualitasnya, higienitasnya, tapi juga di sisi lain harus ditingkatkan layanannnya dengan mengadaptasi ekosistem digital.
 
Dalam kepemimpinan Khofifah-Emil di periode pertama, digitalisasi di sektor usaha dilakukan dengan pengembangan Millenial Job Center.
 
Program ini telah menyentuh ribuan masyarakat yang dilatih untuk melakukan upgrade pada produk yang dijual menjadi lebih kreatif dan memasarkannya di pasar online.
 

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024