Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menyalurkan bantuan sosial dan alat bantu mobilitas bagi disabilitas di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Bina Remaja (PSBR) Blitar, yang merupakan UPT di bawah Dinas Sosial Provinsi Jatim.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengemukakan alat bantu mobilitas yang dibagikan berupa kursi roda sebanyak 40 unit dengan rincian 17 unit untuk Kabupaten Blitar dan 23 untuk Kota Blitar. Alat bantu disabilitas yang dibagikan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memberikan aksesibilitas bagi para disabilitas.
"Ini bagian dari upaya kita untuk memberikan mereka aksesibilitas. Prinsip kita adalah kesetaraan. Mereka yang ada di sini semuanya luar biasa, sehingga harus kita berikan ruang yang sama," kata Adhy di Blitar, Jumat.
Adhy juga dialog langsung dengan penyandang disabilitas yang mendapatkan bantuan tersebut. Ia juga meninjau hasil karya anak-anak binaan di Galeri Disabilitas (gadisku) PSBR.
Ia bangga dengan hasil karya mereka berupa batik tulis, termasuk membantu anak-anak disabilitas membuat batik tulis bersama
"Ini luar biasa karya mereka. Dengan keterbatasan, mereka mampu membuat karya yang begitu indah," katanya.
Dirinya juga meminta para pengurus PSBR agar hasil karya anak-anak disabilitas yang ada tersebut dapat dikomersilkan. Hal itu bisa sebagai tambahan pendapatan bagi mereka. Selain itu, masyarakat umum juga dapat mengenal mereka melalui karya mereka.
"Saya katakan ke instrukturnya tadi, kalau ini dikomersilkan, animo dari masyarakat umum untuk membeli pasti akan sangat tinggi. Dan itu tentu saja menjadi suatu kebanggaan bagi mereka," katanya.
Adhy juga mengimbau UPT layanan sosial di kabupaten/kota lainnya agar dapat memberikan ruang kreasi kepada para disabilitas untuk berkarya.
"Ini sangat luar biasa, UPT-UPT di tempat lain harus bisa membuat seperti ini, bisa memberikan mereka kesempatan untuk berkarya," kata dia.
Dirinya juga mengapresiasi peran UPT PSBR dalam penanganan kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta menekan angka pengangguran.
UPT PSBR Blitar setiap tahunnya melatih 400 orang anak yang terbagi dalam dua angkatan. Satu angkatan terdiri atas 200 anak.
"Ini sangat membantu dalam menekan angka pengangguran karena mereka keluar langsung dapat berwiraswasta atau direkrut tempatnya magang," kata dia.
Bantuan yang diberikan tersebut merupakan bagian dari bantalan sosial penurunan kemiskinan ekstrem triwulan III dan IV di Jatim khususnya di Kota dan Kabupaten Blitar.
Adapun bantuan untuk Kabupaten Blitar berupa bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) Plus sebesar Rp202 juta dengan jumlah penerima 404 orang, ASPD sebesar Rp121,5 juta dengan 135 orang penerima dan wanita rawan sosial ekonomi (WRSE) sebesar Rp300 juta dengan jumlah 100 orang.
Berikutnya Pj. Gubernur Adhy juga memberikan bantuan kepada penerima tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dan Tagana dengan total 69 orang penerima. Masing-masing menerima Rp1,5 juta per triwulan.
Selanjutnya bantuan untuk Kota Blitar berupa bantuan PKH Plus sebesar Rp169,5 juta dengan jumlah penerima sebanyak 339 orang, ASPD sebanyak 32 orang dengan nominal Rp28,8 juta.
Bantuan untuk SDM Tagana, SDM TKSK dan SDM PKH dengan total penerima sebanyak 53 orang. Masing-masing menerima Rp1,5 juta per triwulan.
"Kami berharap dengan adanya bantalan sosial yang diberikan ini dapat menekan angka kemiskinan ekstrem di Jatim dan meningkatkan daya beli masyarakat," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengemukakan alat bantu mobilitas yang dibagikan berupa kursi roda sebanyak 40 unit dengan rincian 17 unit untuk Kabupaten Blitar dan 23 untuk Kota Blitar. Alat bantu disabilitas yang dibagikan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memberikan aksesibilitas bagi para disabilitas.
"Ini bagian dari upaya kita untuk memberikan mereka aksesibilitas. Prinsip kita adalah kesetaraan. Mereka yang ada di sini semuanya luar biasa, sehingga harus kita berikan ruang yang sama," kata Adhy di Blitar, Jumat.
Adhy juga dialog langsung dengan penyandang disabilitas yang mendapatkan bantuan tersebut. Ia juga meninjau hasil karya anak-anak binaan di Galeri Disabilitas (gadisku) PSBR.
Ia bangga dengan hasil karya mereka berupa batik tulis, termasuk membantu anak-anak disabilitas membuat batik tulis bersama
"Ini luar biasa karya mereka. Dengan keterbatasan, mereka mampu membuat karya yang begitu indah," katanya.
Dirinya juga meminta para pengurus PSBR agar hasil karya anak-anak disabilitas yang ada tersebut dapat dikomersilkan. Hal itu bisa sebagai tambahan pendapatan bagi mereka. Selain itu, masyarakat umum juga dapat mengenal mereka melalui karya mereka.
"Saya katakan ke instrukturnya tadi, kalau ini dikomersilkan, animo dari masyarakat umum untuk membeli pasti akan sangat tinggi. Dan itu tentu saja menjadi suatu kebanggaan bagi mereka," katanya.
Adhy juga mengimbau UPT layanan sosial di kabupaten/kota lainnya agar dapat memberikan ruang kreasi kepada para disabilitas untuk berkarya.
"Ini sangat luar biasa, UPT-UPT di tempat lain harus bisa membuat seperti ini, bisa memberikan mereka kesempatan untuk berkarya," kata dia.
Dirinya juga mengapresiasi peran UPT PSBR dalam penanganan kemiskinan dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta menekan angka pengangguran.
UPT PSBR Blitar setiap tahunnya melatih 400 orang anak yang terbagi dalam dua angkatan. Satu angkatan terdiri atas 200 anak.
"Ini sangat membantu dalam menekan angka pengangguran karena mereka keluar langsung dapat berwiraswasta atau direkrut tempatnya magang," kata dia.
Bantuan yang diberikan tersebut merupakan bagian dari bantalan sosial penurunan kemiskinan ekstrem triwulan III dan IV di Jatim khususnya di Kota dan Kabupaten Blitar.
Adapun bantuan untuk Kabupaten Blitar berupa bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) Plus sebesar Rp202 juta dengan jumlah penerima 404 orang, ASPD sebesar Rp121,5 juta dengan 135 orang penerima dan wanita rawan sosial ekonomi (WRSE) sebesar Rp300 juta dengan jumlah 100 orang.
Berikutnya Pj. Gubernur Adhy juga memberikan bantuan kepada penerima tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dan Tagana dengan total 69 orang penerima. Masing-masing menerima Rp1,5 juta per triwulan.
Selanjutnya bantuan untuk Kota Blitar berupa bantuan PKH Plus sebesar Rp169,5 juta dengan jumlah penerima sebanyak 339 orang, ASPD sebanyak 32 orang dengan nominal Rp28,8 juta.
Bantuan untuk SDM Tagana, SDM TKSK dan SDM PKH dengan total penerima sebanyak 53 orang. Masing-masing menerima Rp1,5 juta per triwulan.
"Kami berharap dengan adanya bantalan sosial yang diberikan ini dapat menekan angka kemiskinan ekstrem di Jatim dan meningkatkan daya beli masyarakat," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024