Trenggalek - Dinas Kesehatan (Dinkes) Trenggalek, Jawa Timur melakukan pemantauan secara khusus ke kelompok-kelompok "risiko tinggi" penularan penyakit HIV/AIDS di wilayahnya, seperti di rumah tahanan negara (rutan) serta kelompok transgender/waria. "Salah satu langkah yang kami ambil yakni dengan mendatangi dan melakukan pemeriksaan terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang berisiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS," kata Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Trenggalek, Suparman, Selasa. Ia memberi gambaran, beberapa kelompok masyarakat yang dipantau secara rutin oleh dinas kesehatan di antaranya Rumah Tahanan Negara (Rutan) Trenggalek serta komunitas wanita-pria (waria). "Dulu, di rutan sempat ada yang terdeteksi menjadi penderita HIV/AIDS, kemudian kami langsung melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan asal penderita tersebut, sedangkan untuk pemeriksaan terakhir belum lama ini hasilnya nihil," katanya. Suparman menambahkan, upaya pencegahan dengan cara "jemput bola" tersebut dinilai lebih efektif untuk melakukan deteksi dini terhadap perkembangan penyakit mematikan itu. Peningkatan upaya pencegahan tersebut tidak lepas dari perkembangan penderita HIV/AIDS di daerah tersebut yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan, selama dua bulan terakhir, antara bulan Januari-Februari 2012 tercatat sudah bertambah sedikitnya enam penderita baru. "Jadi, kalau dilihat dari perkembangan tahun 2012 memang cukup cepat, sehingga kami memprediksi tahun ini pertambahan penderita akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu," jelasnya. Berdasar catatan di Dinas Kesehatan Trenggalek mulai tahun 2004, ditemukan lebih dari seratus orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mana dua di antaranya meninggal dunia. Suparman menambahkan, sebagian kasus HIV/AIDS di Trenggalek mayoritas ditemukan saat penderita sudah mengalami sakit parah dan telah menginfeksi orang lain. Ia mencontohkan seperti kasus yang ditemukan dua minggu yang lalu, saat itu penderita mengalami sakit dibawa ke puskesmas, karena ada beberapa tanda-tanda terinfeksi HIV/AIDS, maka petugas kesehatan meminta agar pasien diperiksakan ke klinik VCT Tulungagung. "Dari hasil pemeriksaan VCT tersebut menunjukkan bahwa penderita positif terinfeksi AIDS, kemudian kami dalami ternyata yang bersangkutan pernah pergi keluar Jawa dan melakukan seks bebas," katanya. Untuk menekan penyebaran HIV/AIDS, Suparman mengimbau agar masyarakat Trenggalek tidak melakukan hubungan seks yang menyimpang dengan berganti-ganti pasangan. Selain itu, ia juga berharap kepada para TKI serta tenaga kerja urban yang biasa bekerja di luar kota maupun luar pulau untuk proaktif memeriksakan diri ke klinik VCT Tukungagung. "Karena TKI dan tenaga kerja urban ini adalah salah satu orang yang paling rawan terinfeksi AIDS," pungkas Parman. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012