Sidoarjo - Petugas gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim, Kebun Binatang Surabaya dan petugas Kepolisian Sektor Taman, Sidoarjo berhasil menangkap seekor kera liar yang diduga sebagai kera pengganggu warga Taman, Sidoarjo selama beberapa hari terakhir. Ketua tim perburuan kera, Widodo yang juga menjabat sebagai Kepala Seksi BKSDA wilayah III Jatim, Kamis, mengatakan, kera tersebut berhasil ditangkap setelah dilumpuhkan terlebih dahulu dengan menggunakan obat bius. "Kera ekor panjang tersebut berhasil ditangkap di atas atap Pabrik Baja Jatim Taman Steel setelah sebelumnya dipancing terlebih dahulu dengan menggunakan pakan berupa pisang," katanya. Ia mengemukakan, penangkapan kera ini membutuhkan kesabaran yang besar karena kera bisa dengan mudah menghindari tembakan obat bius yang ditembakan petugas melalui senjata sumpit. "Awalnya, saat sumpit pertama ditembakkan, sasaran kera sempat lari dan menghindar. Baru kemudian setelah ditunggu beberapa waktu, akhirnya kera tersebut kambali melompat ke atap pabrik dan berhasil dilumpuhkan," katanya. Ia menjelaskan, monyet yang dilumpuhkan ini berjenis kelamin jantan dan mungkin ini berukuran paling besar setelah sebelumnya petugas juga berhasil menangkap dua ekor monyet di lokasi yang berbeda. Selanjutnya, kera ini akan dikirimkan ke BKSDA terlebih dahulu, untuk selanjutnya akan dilepaskan kembali ke habitat aslinya supaya tidak mengganggu warga seperti yang terjadi di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo ini. Sebelumnya, serangan kera sempat meneror sejumlah warga di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Dalam serangan tersebut, sedikitnya 26 orang yang sebagian besar perempuan sempat menjadi korban serangan kera liar tersebut. Akibat serangan liar kera tersebut, sejumlah korban mengalami luka robek pada bagian tubuhnya akibat cakar dan juga gigitan kera liar. Kini, jumlah kera yang telah berhasil ditangkap sebanyak tiga ekor dan diduga masih ada beberapa ekor kera liar yang masih bebas berkeliaran.(*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012