Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggandeng sejumlah komunitas untuk meningkatkan kesadaran imunisasi anak demi mencegah kematian ibu dan bayi.

Kabid Kesmas Dinkes Provinsi Jawa Timur, dr. Waritsah Sukarjiyah, di Surabaya, Kamis mengatakan pemerintah bersama dengan portal kesehatan masyarakat (Portkesmas), UNICEF Indonesia, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Kota Surabaya serta Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat (Pokja RCCE+) menyelenggarakan pelatihan komunikator kesehatan.

"Dalam kegiatan bertajuk 'Jaga Bersama', kami menyelenggarakan pelatihan komunikator kesehatan yang diikuti sejumlah anak muda di Kota Surabaya," katanya.

Ia mengemukakan imunisasi kepada anak tersebut sangat penting dilakukan sebagai upaya melindungi anak dari berbagai penyakit menular dan berbahaya serta dapat mengancam jiwa.

"Imunisasi rutin lengkap yang diberikan kepada masyarakat dimulai dari usia bayi dan saat anak usia sekolah," katanya.

Ia mengatakan imunisasi sangat efektif untuk mencegah kematian dan diberikan secara gratis, tetapi masih terdapat keraguan pada masyarakat dengan berbagai alasan.

"Salah satunya adalah maraknya hoaks dan misinformasi terkait dengan vaksin dan juga efek samping yang masih sering disalahartikan," katanya.

Dirinya menyambut positif inisiatif itu karena belajar dari kesuksesan respons wabah Polio, kerja sama semua pihak penting untuk dilanjutkan.

"Pelibatan anak muda jadi energi baru bagi kami dalam memastikan semua anak di Jawa Timur terlindungi dari berbagai penyakit dengan imunisasi," katanya.

Kepala Kantor Perwakilan UNICEF wilayah Jawa, Arie Rukmantara mengatakan pelatihan ini menggunakan metode Komunikasi Antar-Pribadi (KAP) dan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi perubahan perilaku guna meningkatkan minat warga terhadap imunisasi.

"Peserta pelatihan terdiri dari 45 orang perwakilan anak muda, pembina organisasi anak muda, dan tenaga kesehatan," katanya.

Ia menyampaikan komitmen penuh UNICEF Indonesia dalam memastikan hak anak dapat terpenuhi.

"Temuan terbaru menunjukkan bahwa masih banyak anak yang tidak mendapat imunisasi rutin lengkap. One is too many. Satu saja anak terlewat, sudah terlalu banyak," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024