Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang berada di Desa Argosari dan Ranupani, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kami mendapat laporan bahwa pada Minggu (1/9) pukul 16.30 WIB telah terjadi kebakaran hutan di area TNBTS yang berada di Desa Argosari, Kecamatan Senduro," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono, di Lumajang, Selasa.
Kemudian keesokan harinya pada Senin (2/9) terjadi kebakaran hutan di area TNBTS tepatnya di kawasan Ayak-Ayak yang berada di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
"Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana BPBD Lumajang melaksanakan kordinasi lanjutan di kantor bidang ResortTNBTS Desa Karanganom, Kecamatan Senduro untuk mengkaji kejadian kebakaran. Terdapat 2 titik yang masih dalam pemantauan," tuturnya.
Menindaklanjuti hasil koordinasi tersebut, lanjut dia, dibagi menjadi 2 tim untuk melakukan monitoring di wilayah Desa Argosari dan Desa Ranupani, namun informasi terbaru bahwa titik api berangsur padam di wilayah Ayak-Ayak.
"Beberapa kendala di lapangan dalam pemadaman karhutla tersebut di antaranya kondisi angin kencang, beberapa pohon mengandung minyak, seperti pinus, sehingga pemadaman memakan waktu lama, jalur menuju lokasi titik api tidak terjangkau, dan jalur terlalu curam," katanya.
Baca juga: Petugas gabungan padamkan karhutla di Blok Pusung Buntung kawasan TNBTS
Yudi mengatakan untuk luasan lahan hutan terbakar belum bisa diketahui berapa hektare dan pihak TNBTS sudah melakukan pemetaan udara via drone untuk laporan lanjutan dan konversi lanjutan.
"Beberapa tanaman yang terbakar antara lain rumput alang-alang, tetehan, krunyu, pohon akasia, pinus, dan cemara. Kondisi titik api di area Ebeng-Ebeng Desa Argosari dan area Ayak-Ayak Desa Ranupani masih menyala," ujarnya.
Ia menjelaskan penyebab dan luasan lahan terbakar masih dalam asesmen TNBTS, kemudian titik api jauh dari permukiman warga, jajaran TRC PB dan TNBTS siaga di Desa Argosari dan Desa Ranupani, petugas juga kesulitan mendapatkan air karena jarak sumber mata air untuk dilakukan pembasahan sangat jauh, serta cuaca berkabut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami mendapat laporan bahwa pada Minggu (1/9) pukul 16.30 WIB telah terjadi kebakaran hutan di area TNBTS yang berada di Desa Argosari, Kecamatan Senduro," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono, di Lumajang, Selasa.
Kemudian keesokan harinya pada Senin (2/9) terjadi kebakaran hutan di area TNBTS tepatnya di kawasan Ayak-Ayak yang berada di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.
"Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana BPBD Lumajang melaksanakan kordinasi lanjutan di kantor bidang ResortTNBTS Desa Karanganom, Kecamatan Senduro untuk mengkaji kejadian kebakaran. Terdapat 2 titik yang masih dalam pemantauan," tuturnya.
Menindaklanjuti hasil koordinasi tersebut, lanjut dia, dibagi menjadi 2 tim untuk melakukan monitoring di wilayah Desa Argosari dan Desa Ranupani, namun informasi terbaru bahwa titik api berangsur padam di wilayah Ayak-Ayak.
"Beberapa kendala di lapangan dalam pemadaman karhutla tersebut di antaranya kondisi angin kencang, beberapa pohon mengandung minyak, seperti pinus, sehingga pemadaman memakan waktu lama, jalur menuju lokasi titik api tidak terjangkau, dan jalur terlalu curam," katanya.
Baca juga: Petugas gabungan padamkan karhutla di Blok Pusung Buntung kawasan TNBTS
Yudi mengatakan untuk luasan lahan hutan terbakar belum bisa diketahui berapa hektare dan pihak TNBTS sudah melakukan pemetaan udara via drone untuk laporan lanjutan dan konversi lanjutan.
"Beberapa tanaman yang terbakar antara lain rumput alang-alang, tetehan, krunyu, pohon akasia, pinus, dan cemara. Kondisi titik api di area Ebeng-Ebeng Desa Argosari dan area Ayak-Ayak Desa Ranupani masih menyala," ujarnya.
Ia menjelaskan penyebab dan luasan lahan terbakar masih dalam asesmen TNBTS, kemudian titik api jauh dari permukiman warga, jajaran TRC PB dan TNBTS siaga di Desa Argosari dan Desa Ranupani, petugas juga kesulitan mendapatkan air karena jarak sumber mata air untuk dilakukan pembasahan sangat jauh, serta cuaca berkabut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024