Presiden Joko Widodo mengimbau protokol kesehatan dan pengamanan ditingkatkan selama pelaksanaan Indonesia-Africa Forum (IAF) Ke-2 di Nusa Dua, Bali. pada 1–3 September 2024.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala N. Mansury usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, membahas penanganan cacar monyet (Mpox) dan persiapan IAF di Bali.
Pahala mengatakan Presiden Jokowi meminta pelaksanaan IAF di Bali dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, mulai dari kedatangan para peserta hingga penerapan protokol kesehatan.
"Pesan Bapak Presiden juga bisa dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, termasuk juga di pintu-pintu dan juga di titik-titik masuk ke Bali dan juga Jakarta," ucap Pahala memberi keterangan pers usai ratas tersebut.
Baca juga: Budi Arie: Hubungan Jokowi-Prabowo solid
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan lalu menyatakan wabah Mpox di Benua Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
"Untuk bisa dipastikan bahwa protokol kesehatan memang juga bisa dijaga dengan sebaik-baiknya dan hal-hal ini, selain juga dari sisi pengamanan, mengingat cukup banyak kepala negara yang hadir dalam forum tersebut. Ini tentunya juga menjadi perhatian bersama," kata Pahala.
Forum Indonesia-Afrika Ke-2 akan digelar di Bali pada 1–3 September 2024 dan akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP).
Pahala mengatakan telah mendapat konfirmasi kehadiran sebanyak 855 peserta untuk mengikuti IAF Ke-2 tersebut.
"Terkait dengan kehadiran sudah kita dapatkan konfirmasi kehadiran dari kurang lebih 855 peserta dari berbagai negara dan juga bersamaan IAF akan diselenggarakan Multi-Stakeholder Partnerships Forum yang merupakan kerja sama antara Kemenlu dengan Bappenas, juga diperkirakan kurang lebih 1.500 peserta delegasi dari berbagai negara, bukan hanya dari negara-negara Afrika, tetapi juga dari negara-negara global south lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, kata dia, terdapat enam kepala negara yang sudah mengonfirmasi hadir pada IAF Ke-2, yaitu dari Zimbabwe, Rwanda, Ghana, Liberia, Eswatini, dan Zanzibar mewakili Tanzania.
"Jadi, kepala negara yang sudah memberikan konfirmasi hadir itu dari Zimbabwe, Rwanda, Ghana, Liberia, Eswatini, dan juga Zanzibar mewakili dari Tanzania," ungkap Pahala.
Sebelumnya, Indonesia berencana mengangkat empat isu prioritas yang dibahas dalam IAF Ke-2, yang berfokus pada sektor ekonomi dengan target kesepakatan bisnis hingga 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp54,69 triliun).
"Kerja sama swasta dan BUMN antara Indonesia dan Afrika targetnya adalah 3,5 miliar dolar AS. Hingga saat ini sudah mendekati 3 miliar," kata Pahala di Jakarta, Kamis (22/8).
Target kesepakatan bisnis itu diharapkan bisa dicapai melalui empat isu prioritas, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan ketahanan mineral kritis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Pahala N. Mansury usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, membahas penanganan cacar monyet (Mpox) dan persiapan IAF di Bali.
Pahala mengatakan Presiden Jokowi meminta pelaksanaan IAF di Bali dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, mulai dari kedatangan para peserta hingga penerapan protokol kesehatan.
"Pesan Bapak Presiden juga bisa dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, termasuk juga di pintu-pintu dan juga di titik-titik masuk ke Bali dan juga Jakarta," ucap Pahala memberi keterangan pers usai ratas tersebut.
Baca juga: Budi Arie: Hubungan Jokowi-Prabowo solid
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada pekan lalu menyatakan wabah Mpox di Benua Afrika sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
"Untuk bisa dipastikan bahwa protokol kesehatan memang juga bisa dijaga dengan sebaik-baiknya dan hal-hal ini, selain juga dari sisi pengamanan, mengingat cukup banyak kepala negara yang hadir dalam forum tersebut. Ini tentunya juga menjadi perhatian bersama," kata Pahala.
Forum Indonesia-Afrika Ke-2 akan digelar di Bali pada 1–3 September 2024 dan akan dilaksanakan bersamaan dengan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP).
Pahala mengatakan telah mendapat konfirmasi kehadiran sebanyak 855 peserta untuk mengikuti IAF Ke-2 tersebut.
"Terkait dengan kehadiran sudah kita dapatkan konfirmasi kehadiran dari kurang lebih 855 peserta dari berbagai negara dan juga bersamaan IAF akan diselenggarakan Multi-Stakeholder Partnerships Forum yang merupakan kerja sama antara Kemenlu dengan Bappenas, juga diperkirakan kurang lebih 1.500 peserta delegasi dari berbagai negara, bukan hanya dari negara-negara Afrika, tetapi juga dari negara-negara global south lainnya," ungkapnya.
Sementara itu, kata dia, terdapat enam kepala negara yang sudah mengonfirmasi hadir pada IAF Ke-2, yaitu dari Zimbabwe, Rwanda, Ghana, Liberia, Eswatini, dan Zanzibar mewakili Tanzania.
"Jadi, kepala negara yang sudah memberikan konfirmasi hadir itu dari Zimbabwe, Rwanda, Ghana, Liberia, Eswatini, dan juga Zanzibar mewakili dari Tanzania," ungkap Pahala.
Sebelumnya, Indonesia berencana mengangkat empat isu prioritas yang dibahas dalam IAF Ke-2, yang berfokus pada sektor ekonomi dengan target kesepakatan bisnis hingga 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp54,69 triliun).
"Kerja sama swasta dan BUMN antara Indonesia dan Afrika targetnya adalah 3,5 miliar dolar AS. Hingga saat ini sudah mendekati 3 miliar," kata Pahala di Jakarta, Kamis (22/8).
Target kesepakatan bisnis itu diharapkan bisa dicapai melalui empat isu prioritas, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan ketahanan mineral kritis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024