Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencermati indeks kualitas udara di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur yang berada pada skala 6 atau pada kondisi baik.

"Kemarin pagi saya cek di IKN berapa air quality indexnya, hanya 6. Padahal kendaraannya belum listrik. Kalau kendaraannya listrik mungkin jadi nol," kata Presiden Jokowi dalam acara Pengarahan Presiden Kepada Kepala Daerah Seluruh Indonesia di IKN, Kalimantan Timur (Kaltim), Selasa.

Presiden menyampaikan di Singapura kualitas udara berada di skala 53. Sementara kondisi udara baik berada pada skala 0-50.

Baca juga: Jokowi: Kepala daerah segera selesaikan urusan anggaran untuk pilkada

"Udara yang baik dan sehat itu maksimal itu hanya 50, tapi kota-kota kita utamanya di Jawa itu sudah semua di atas 100. Ini yang harus dicermati, oleh bupati, wali kota, dan gubernur. Dan untuk menangani itu juga butuh uang yang tidak sedikit," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi menyampaikan berdasarkan laporan Menteri Kesehatan (Menkes), karena udara yang tidak baik, penanggulangan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Jabodetabek menghabiskan hampir Rp10 triliun.

"Uang yang tidak sedikit, kita pakai untuk menangani kesehatan karena adanya penyakit pernafasan dari polusi udara yang terjadi di sebuah kota," ucap Presiden Jokowi.

Menurut Presiden, semua daerah harus mulai memikirkan bagaimana membuat transportasi massal yang berbasis energi hijau, listrik, atau gas dan lainnya.

"Jakarta sekarang sudah ada MRT, LRT, kereta cepat itu semua untuk mengurangi, tapi juga masih kira-kira air quality index-nya Jakarta 190-200. Padahal maksimal hanya 50," ujar Presiden Jokowi.

Presiden meminta kota-kota yang sudah mulai macet dan padat agar berhati-hati terhadap peningkatan polusi, karena polusi berdampak buruk utamanya kepada anak-anak yang masih bayi.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga, Mentari Dwi Gayati

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024