Pemerintah daerah Nagasaki di Jepang menolak mendapat tekanan dari negara-negara Kelompok Tujuh (G7) dan tetap pada keputusannya untuk tidak mengundang Israel dalam acara peringatan mengenang bom nuklir Amerika Serikat di Jepang pada Perang Dunia Kedua.
Walikota Nagasaki Shiro Suzuki mengatakan keputusan tersebut "bukan bermotif politik", lapor Kyodo News.
Keputusan tidak akan berubah, kata Suzuki, seraya menegaskan langkah pemerintahannya yang tidak mengundang pejabat Israel ke acara tahunan yang dijadwalkan pada Jumat (9/8) di barat daya Nagasaki.
Atas keputusan Suzuki tersebut, perwakilan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Uni Eropa yang merupakan anggota G7 kemungkinan tidak akan menghadiri acara di Nagasaki itu.
Mereka mengaitkan kehadiran mereka dengan undangan ke Israel, tetapi ditolak oleh pemda Nagasaki.
“Saya akan terus bertahan dan meminta pengertian atas keputusan tersebut sesering yang diperlukan,” ujar Suzuki.
Keputusan Suzuki mendapat dukungan luas, terutama di kalangan anak muda.
Jepang tidak mengakui negara Palestina tetapi terdapat kantor Misi Umum Palestina di Tokyo, untuk itu wakil kepala misi Palestina akan menghadiri acara di Nagasaki.
Mengutip “alasan keamanan” jika Israel diundang, Suzuki mengatakan dia berharap acara tersebut akan “dilakukan dengan lancar dalam suasana yang khidmat.”
Salah satu anggota G7 yaitu Jepang yang menjadi tuan rumah sekaligus korban pengeboman nuklir AS, tidak memberikan tanggapan terkait masalah tersebut.
Pada Selasa (6/8), kalangan aktivis perdamaian mengadakan demonstrasi menentang Hiroshima, di mana pemerintah setempat mengundang pejabat Israel ke acara tersebut.
Para pengunjuk rasa Pro-Palestina mengecam pemerintah daerah Hiroshima karena menerapkan standar ganda, terkait antara perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, dengan serangan gencar dan brutal Israel di Gaza.
Jepang belum mengundang Rusia, serta Belarusia, ke acara ini sejak Moskow melancarkan “operasi militer khusus” melawan Kiev pada Februari 2022.
Pemerintah kota kembar tersebut telah mengadakan acara tahunan sejak Perang Dunia II, setelah AS menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima, lokasi bom atom pertama di dunia, pada 6 Agustus 1945, dan kemudian Nagasaki pada 9 Agustus, yang mengakibatkan setidaknya 140.000 kematian pada akhir tahun itu.
Jepang memperingati 79 tahun kekejaman tersebut tahun ini.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Walikota Nagasaki Shiro Suzuki mengatakan keputusan tersebut "bukan bermotif politik", lapor Kyodo News.
Keputusan tidak akan berubah, kata Suzuki, seraya menegaskan langkah pemerintahannya yang tidak mengundang pejabat Israel ke acara tahunan yang dijadwalkan pada Jumat (9/8) di barat daya Nagasaki.
Atas keputusan Suzuki tersebut, perwakilan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, dan Uni Eropa yang merupakan anggota G7 kemungkinan tidak akan menghadiri acara di Nagasaki itu.
Mereka mengaitkan kehadiran mereka dengan undangan ke Israel, tetapi ditolak oleh pemda Nagasaki.
“Saya akan terus bertahan dan meminta pengertian atas keputusan tersebut sesering yang diperlukan,” ujar Suzuki.
Keputusan Suzuki mendapat dukungan luas, terutama di kalangan anak muda.
Jepang tidak mengakui negara Palestina tetapi terdapat kantor Misi Umum Palestina di Tokyo, untuk itu wakil kepala misi Palestina akan menghadiri acara di Nagasaki.
Mengutip “alasan keamanan” jika Israel diundang, Suzuki mengatakan dia berharap acara tersebut akan “dilakukan dengan lancar dalam suasana yang khidmat.”
Salah satu anggota G7 yaitu Jepang yang menjadi tuan rumah sekaligus korban pengeboman nuklir AS, tidak memberikan tanggapan terkait masalah tersebut.
Pada Selasa (6/8), kalangan aktivis perdamaian mengadakan demonstrasi menentang Hiroshima, di mana pemerintah setempat mengundang pejabat Israel ke acara tersebut.
Para pengunjuk rasa Pro-Palestina mengecam pemerintah daerah Hiroshima karena menerapkan standar ganda, terkait antara perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, dengan serangan gencar dan brutal Israel di Gaza.
Jepang belum mengundang Rusia, serta Belarusia, ke acara ini sejak Moskow melancarkan “operasi militer khusus” melawan Kiev pada Februari 2022.
Pemerintah kota kembar tersebut telah mengadakan acara tahunan sejak Perang Dunia II, setelah AS menjatuhkan bom nuklir di Hiroshima, lokasi bom atom pertama di dunia, pada 6 Agustus 1945, dan kemudian Nagasaki pada 9 Agustus, yang mengakibatkan setidaknya 140.000 kematian pada akhir tahun itu.
Jepang memperingati 79 tahun kekejaman tersebut tahun ini.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024