Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera memanggil Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk membahas temuan kasus 60 pasien anak-anak gagal ginjal di tempat itu.
"Saya akan panggil teman-teman dari RSCM, yang saya dengar sementara ini berbeda dengan gagal ginjal yang sebelumnya," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Puskesmas Tebet Jakarta Selatan, Selasa.
Budi mengatakan tenaga kesehatan di Puskesmas sudah melakukan penyaringan (screening) secara masif mulai dari orang dewasa hingga anak-anak yang akhirnya terdata ada temuan tersebut.
Namun, dia menyatakan kasus itu sudah dari lama tercatat.
"Di puskesmas sudah 200 juta skrining lebih dari 60 juta orang, kan kelihatan yang gula darahnya tinggi di anak-anak banyak," ujarnya.
Ia memberikan contoh, jika ditemukan anak mengidap gula darah tinggi maka didiagnosa diabetes tipe dua.
Maka dari itu, perlu adanya perawatan khusus yang salah satunya dirujuk ke RSCM.
"Jadi, yang di rumah sakit bukan tiba-tiba melonjak gara gara ada kejadian luar biasa, tapi karena dulu gak terdeteksi saja," ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau agar pengidap gagal ginjal bisa lebih mengetahui penyakitnya melalui penyaringan di rumah sakit sehingga penanganan bisa cepat.
Kemudian, masyarakat juga diminta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis mengandung gula yang bisa menyebabkan stroke, gagal ginjal hingga penyakit mata.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya, mencatat sebanyak 60 anak menjalani terapi penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Pemerintah Provinsi DKI menyediakan Dokter Spesialis Anak Sub Spesialis Nefrologi sebanyak tujuh orang untuk merawat anak-anak yang terkena penyakit gagal ginjal.
Tujuh orang itu terdiri dari empat orang bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dua orang bertugas di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita dan satu orang bertugas di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.
Penanganan gagal ginjal pada anak dapat dilakukan dengan terapi cuci darah (dialisis).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Saya akan panggil teman-teman dari RSCM, yang saya dengar sementara ini berbeda dengan gagal ginjal yang sebelumnya," kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin di Puskesmas Tebet Jakarta Selatan, Selasa.
Budi mengatakan tenaga kesehatan di Puskesmas sudah melakukan penyaringan (screening) secara masif mulai dari orang dewasa hingga anak-anak yang akhirnya terdata ada temuan tersebut.
Namun, dia menyatakan kasus itu sudah dari lama tercatat.
"Di puskesmas sudah 200 juta skrining lebih dari 60 juta orang, kan kelihatan yang gula darahnya tinggi di anak-anak banyak," ujarnya.
Ia memberikan contoh, jika ditemukan anak mengidap gula darah tinggi maka didiagnosa diabetes tipe dua.
Maka dari itu, perlu adanya perawatan khusus yang salah satunya dirujuk ke RSCM.
"Jadi, yang di rumah sakit bukan tiba-tiba melonjak gara gara ada kejadian luar biasa, tapi karena dulu gak terdeteksi saja," ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya mengimbau agar pengidap gagal ginjal bisa lebih mengetahui penyakitnya melalui penyaringan di rumah sakit sehingga penanganan bisa cepat.
Kemudian, masyarakat juga diminta mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis mengandung gula yang bisa menyebabkan stroke, gagal ginjal hingga penyakit mata.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya, mencatat sebanyak 60 anak menjalani terapi penyakit gagal ginjal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Pemerintah Provinsi DKI menyediakan Dokter Spesialis Anak Sub Spesialis Nefrologi sebanyak tujuh orang untuk merawat anak-anak yang terkena penyakit gagal ginjal.
Tujuh orang itu terdiri dari empat orang bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, dua orang bertugas di Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita dan satu orang bertugas di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.
Penanganan gagal ginjal pada anak dapat dilakukan dengan terapi cuci darah (dialisis).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024