Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mencatat total luas perkebunan kopi rakyat di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu 9.778 hektare dan produksi sebanyak sekitar 10.600 ton per tahun.

"Dengan jumlah produksi kopi rakyat yang cukup besar, maka bila pemasarannya dimaksimalkan bisa memberikan kesejahteraan yang maksimal bagi petani," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.

Untuk terus mengangkat identitas dan merek kopi Banyuwangi, pemerintah daerah setempat konsisten menggelar festival kopi. Salah satunya di sentra perkebunan kopi di Kecamatan Kalibaru.

Festival kopi di wilayah selatan Banyuwangi ini digelar di dua sentra kawasan kopi, yakni di Desa Kalibaru Manis dan Desa Kebunrejo, dan diikuti pameran produk UMKM kopi juga ada sesi public cupping 13 sampel kopi arabika dan robusta dari petani lokal.

Bupati Ipuk menyebutkan, di Kecamatan Kalibaru sendiri luas perkebunan kopi merupakan terluas nomor dua di Banyuwangi, yakni mencapai 3.847 hektare yang didominasi jenis robusta dengan rata-rata produksinya mencapai 4.256 ton per tahun.

"Lewat festival ini, kami berharap identitas dan merek kopi Banyuwangi semakin kuat, sehingga peluang petani rakyat mendapatkan pasar juga makin terbuka," kata Bupati Ipuk Fiestiandani.

Pemerintah daerah setempat, katanya, telah mendaftarkan kopi robusta Banyuwangi untuk mendapatkan indeks geografis (IG) di Kementerian Hukum dan HAM, dengan merek "Kopi Robusta Java Banyuwangi".

"Tidak lama lagi kopi Banyuwangi akan memiliki legalitas IG yang menjadi dasar legalitas kopi Banyuwangi sebagai perlindungan terhadap ke-otentikan kopi robusta Banyuwangi," ucap Ipuk.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024