Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur Sigit Danang Joyo mengemukakan bahwa predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK menjadi modal bagi Pemkab Banyuwangi untuk pengembangan potensi sumber daya alamnya.

"Kinerja keuangan dengan predikat WTP selama 12 tahun berturut-turut dari BPK menjadi modal bagi Banyuwangi melakukan pengembangan potensi dari SDA, seperti Taman Nasional Alas Purwo," katanya dalam keterangannya di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.

Menurut Sigit Danang Joyo menyatakan keberadaan PT Steadler INKA Indonesia sebagai pabrik kereta api terbesar di Asia Tenggara dan tambang emas Tujuh Bukit yang dikelola oleh PT Bumi Suksesindo, industri perkapalan PT Lundin Industry Invest menambah keunggulan Banyuwangi untuk berkembang.

Ia mengaku pada 24 Juli 2024 Kantor Wilayah DJP Jawa Timur I bersama Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Jawa Timur, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Himpunan Bank Milik Negara, bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melaksanakan kegiatan Public Sector Leaders Forum On East Java Economic Prospect 2024.

Menurut Sigit Danang, kegiatan Forum Pemimpin Sektor Publik Tentang Prospek Perekonomian Jawa Timur 2024 yang digelar di Banyuwangi, itu mengambil tema "Membedah Arah, Potensi dan Peran Ekonomi Banyuwangi dalam Perekonomian Jawa Timur menuju Indonesia Emas 2045".

"Kegiatan Public Sector Leaders Forum On East Java Economic Prospect 2024 bertujuan agar Banyuwangi terus tumbuh dan berkembang menjadi titik pertumbuhan ekonomi sesuai harapan," katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan bahwa Banyuwangi memiliki banyak potensi yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan.

"Banyuwangi tidak lantas euforia dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai. Keberadaan Public Sector Leaders Forum on East Java Economic Prospect 2024 ini sangat berguna dalam memberikan insight agar potensi ekonomi Banyuwangi terangkat dalam mendukung ekonomi Jawa Timur dan nasional," ujarnya.

Guru Besar dalam Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan Universitas Trunojoyo Madura, Prof. Dr. Mohtar Rasyid yang hadir sebagai local expert menyampaikan beberapa catatan untuk Banyuwangi.

"Kontribusi Banyuwangi dalam perekonomian Jawa Timur cukup penting meski tidak paling dominan," katanya.

Prof Mohtar juga menyampaikan perlunya akselerasi peningkatan kinerja komponen IPM seperti tingkat pengeluaran, pendidikan dan kesehatan, serta upaya peningkatan partisipasi semua lapisan masyarakat dalam pembangunan Banyuwangi sangat diperlukan.
 

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024