Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun melalui Dinas Perdagangan memastikan ketersediaan atau stok cabai rawit di pasaran cukup dan aman seiring kenaikan harga komoditas tersebut dalam sepekan terakhir.
"Sesuai data, kenaikan harga cabai rawit terjadi sejak sepekan terakhir. Dari harga normal Rp30 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp60 ribuan per kilogram. Untuk itu, Kami terus memantau ketersediaan di pasaran," ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Ansar Rasidi di Madiun, Rabu.
Menurutnya, harga cabai rawit saat ini yang mencapai Rp60 ribuan per kilogram tersebut telah melebihi harga acuan penjualan (HAP) dari pemerintah sebesar Rp57 ribu per kilogram.
Karena itu pihaknya meminta tim jajarannya bergerak cepat untuk menurunkan harga, mengingat cabai rawit merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.
"Kita menggerakkan 'warung tekan inflasi' atau 'wartek'. Di samping komoditas cabai, operasi pasar di wartek juga untuk komoditas minyak goreng, karena ini sudah mulai diantisipasi. Memang permintaan cabai rawit ini tinggi dan suplainya berkurang sehingga terjadi kenaikan harga," katanya.
Sesuai rencana, dalam waktu dekat operasi pasar tersebut juga akan dilaksanakan di sejumlah titik lokasi. Seperti di Pasar Besar Madiun (PBM), Pasar Sleko, dan titik strategis lainnya.
Ia memprediksi akhir Juli atau awal Agustus nanti akan terjadi penurunan harga cabai rawit, karena banyak petani di sentra produksi melakukan panen raya.
Pihaknya juga telah melakukan survei di sentra petani seperti wilayah Kediri untuk menyuplai komoditas cabai rawit di Kota Madiun.
Selain operasi pasar, pihaknya juga memberikan subsidi angkutan, harapannya agar harga jualnya di Kota Madiun sama seperti harga yang dibeli dari petani, sehingga harga segera turun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Sesuai data, kenaikan harga cabai rawit terjadi sejak sepekan terakhir. Dari harga normal Rp30 ribu per kilogram, saat ini menjadi Rp60 ribuan per kilogram. Untuk itu, Kami terus memantau ketersediaan di pasaran," ujar Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Ansar Rasidi di Madiun, Rabu.
Menurutnya, harga cabai rawit saat ini yang mencapai Rp60 ribuan per kilogram tersebut telah melebihi harga acuan penjualan (HAP) dari pemerintah sebesar Rp57 ribu per kilogram.
Karena itu pihaknya meminta tim jajarannya bergerak cepat untuk menurunkan harga, mengingat cabai rawit merupakan salah satu komoditas penyumbang inflasi.
"Kita menggerakkan 'warung tekan inflasi' atau 'wartek'. Di samping komoditas cabai, operasi pasar di wartek juga untuk komoditas minyak goreng, karena ini sudah mulai diantisipasi. Memang permintaan cabai rawit ini tinggi dan suplainya berkurang sehingga terjadi kenaikan harga," katanya.
Sesuai rencana, dalam waktu dekat operasi pasar tersebut juga akan dilaksanakan di sejumlah titik lokasi. Seperti di Pasar Besar Madiun (PBM), Pasar Sleko, dan titik strategis lainnya.
Ia memprediksi akhir Juli atau awal Agustus nanti akan terjadi penurunan harga cabai rawit, karena banyak petani di sentra produksi melakukan panen raya.
Pihaknya juga telah melakukan survei di sentra petani seperti wilayah Kediri untuk menyuplai komoditas cabai rawit di Kota Madiun.
Selain operasi pasar, pihaknya juga memberikan subsidi angkutan, harapannya agar harga jualnya di Kota Madiun sama seperti harga yang dibeli dari petani, sehingga harga segera turun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024