Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengingatkan para wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Bromo, di Jawa Timur, untuk mewaspadai adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada musim kemarau seperti yang terjadi saat ini.
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa hingga saat ini, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih belum terbebas dari ancaman kebakaran hutan dan lahan.
"Kita masih belum terbebas dari ancaman kebakaran hutan, karena hingga saat ini masih belum ada hujan dan bahkan kita menuju ke puncak musim kemarau," kata Septi.
Septi menjelaskan, para pengunjung atau wisatawan yang berada di kawasan Gunung Bromo diminta untuk berhati-hati dan tetap waspada terkait adanya potensi kebakaran hutan dan lahan saat berada di dalam kawasan.
Menurut dia, para pengunjung diminta untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan, seperti menyalakan api atau melakukan hal lain yang berbahaya.
"Mohon, untuk bisa menjaga diri dan tidak menyalakan api dan atau melakukan hal lain yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan," katanya.
Baca juga: Pemadaman api di Gunung Batok terkendala angin kencang
Baca juga: Karhutla di Gunung Batok kawasan TNBTS berhasil dipadamkan
Dalam upaya mengantisipasi adanya peristiwa kebakaran hutan dan lahan, lanjutnya, Balai Besar TNBTS telah membuka Pos Komando (Posko) di sekitar kawasan yang memiliki potensi tinggi terjadinya karhutla.
Ia mengimbau, masyarakat atau wisatawan yang mengetahui adanya peristiwa kebakaran hutan dan lahan saat berkunjung, bisa melaporkan kejadian tersebut kepada petugas yang bersiaga di sekitar kawasan.
"Kami membuka posko berada di sekitar kawasan rawan karhutla, ada petugas kami yang bersiaga.Ketika terjadi atau pengunjung mengetahui ada peristiwa kebakaran hutan, mohon untuk bisa melaporkan kepada petugas kami di lapangan," katanya.
Beberapa waktu lalu, karhutla terjadi di Gunung Batok yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kebakaran tersebut terjadi sejak Sabtu (22/6) dini hari dan bisa dipadamkan pada pukul 21.55 WIB.
Baca juga: Penurunan suhu ekstrem di kawasan Bromo picu munculnya embun es
Balai Besar TNBTS menerjunkan tim gabungan untuk memadamkan dan mengendalikan kebakaran yang melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri, Masyarakat Mitra Polisi Hutan (MMP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari sejumlah wilayah.
Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Jawa Timur. Pada 2023, jumlah kunjungan ke taman nasional yang memiliki predikat terindah ketiga di dunia tersebut mencapai 368.507 wisatawan.
Jumlah tersebut, terbagi dari 355.297 wisatawan nusantara dan sebanyak 13.210 orang merupakan wisatawan mancanegara. Kunjungan itu, juga memberikan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp14,70 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan bahwa hingga saat ini, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru masih belum terbebas dari ancaman kebakaran hutan dan lahan.
"Kita masih belum terbebas dari ancaman kebakaran hutan, karena hingga saat ini masih belum ada hujan dan bahkan kita menuju ke puncak musim kemarau," kata Septi.
Septi menjelaskan, para pengunjung atau wisatawan yang berada di kawasan Gunung Bromo diminta untuk berhati-hati dan tetap waspada terkait adanya potensi kebakaran hutan dan lahan saat berada di dalam kawasan.
Menurut dia, para pengunjung diminta untuk tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan, seperti menyalakan api atau melakukan hal lain yang berbahaya.
"Mohon, untuk bisa menjaga diri dan tidak menyalakan api dan atau melakukan hal lain yang bisa memicu terjadinya kebakaran hutan," katanya.
Baca juga: Pemadaman api di Gunung Batok terkendala angin kencang
Baca juga: Karhutla di Gunung Batok kawasan TNBTS berhasil dipadamkan
Dalam upaya mengantisipasi adanya peristiwa kebakaran hutan dan lahan, lanjutnya, Balai Besar TNBTS telah membuka Pos Komando (Posko) di sekitar kawasan yang memiliki potensi tinggi terjadinya karhutla.
Ia mengimbau, masyarakat atau wisatawan yang mengetahui adanya peristiwa kebakaran hutan dan lahan saat berkunjung, bisa melaporkan kejadian tersebut kepada petugas yang bersiaga di sekitar kawasan.
"Kami membuka posko berada di sekitar kawasan rawan karhutla, ada petugas kami yang bersiaga.Ketika terjadi atau pengunjung mengetahui ada peristiwa kebakaran hutan, mohon untuk bisa melaporkan kepada petugas kami di lapangan," katanya.
Beberapa waktu lalu, karhutla terjadi di Gunung Batok yang berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kebakaran tersebut terjadi sejak Sabtu (22/6) dini hari dan bisa dipadamkan pada pukul 21.55 WIB.
Baca juga: Penurunan suhu ekstrem di kawasan Bromo picu munculnya embun es
Balai Besar TNBTS menerjunkan tim gabungan untuk memadamkan dan mengendalikan kebakaran yang melibatkan Masyarakat Peduli Api (MPA), TNI, Polri, Masyarakat Mitra Polisi Hutan (MMP) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dari sejumlah wilayah.
Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Jawa Timur. Pada 2023, jumlah kunjungan ke taman nasional yang memiliki predikat terindah ketiga di dunia tersebut mencapai 368.507 wisatawan.
Jumlah tersebut, terbagi dari 355.297 wisatawan nusantara dan sebanyak 13.210 orang merupakan wisatawan mancanegara. Kunjungan itu, juga memberikan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp14,70 miliar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024