Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, telah membentuk 32 Desa Tangguh Bencana dalam upaya mengantisipasi serta melakukan mitigasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bondowoso Sigit Purnomo di Bondowoso, Jumat, mengatakan bahwa di dalam Desa Tangguh Bencana yang dibentuk terdapat kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

"Pada tahun 2023 ada 25 desa dan pada tahun ini bertambah 8 desa, sehingga jumlah Desa Tangguh Bencana yang sudah terbentuk sebanyak 32 desa," ujarnya.

Sigit menjelaskan bahwa 32 Desa Tangguh Bencana tersebut tersebar di beberapa kecamatan yang dinilai rawan terjadi bencana alam, baik longsor, banjir maupun angin puting beliung.

Pada Kamis (11/7) di Desa Penambangan, Kecamatan Curahdami sudah dibentuk Desa Tangguh Bencana, sedangkan pada hari ini di Desa Cindogo, Kecamatan Tapen.

"Desa Tangguh Bencana ini akan menjadi agen sebagai penggerak ketika ada bencana alam, dan menjadi mitra BPBD," kata Sigit.

Di setiap Desa Tangguh Bencana, menurut dia, masyarakat setempat dilatih mengenali dan menganalisa potensi bencana alam di wilayahnya serta mitigasi maupun penanganan pascabencana.

Desa Tangguh Bencana ini diharapkan mampu mengenali ancaman bencana dan sehingga mampu mengurangi risiko bencana di wilayahnya.

"Dengan terbentuknya Desa Tangguh Bencana di 32 desa yang rawan terjadinya bencana diharapkan mampu mengurangi risiko bencana," kata Sigit.



 

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024