Malang - Tuntutan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, Jawa Timur, yang menggelar unjuk rasa semakin "melebar", dari hanya menuntut penurunan SPP menjadi beberapa materi tuntutan yang harus diselesaikan oleh pihak rektorat. Unjuk rasa yang digelar, Jumat, di depan gedung rektorat itu merupakan kelanjutan dari unjuk rasa sehari sebelumnya yang tidak ada titik temu antara mahasiswa dan pihak rektorat karena Rektor UIN Maliki Prof Imam Suproyogo tidak mau menemui mahasiswa. Hanya saja, hingga aksi ratusan mahasiswa tersebut berakhir, Rektor UIN Maliki tetap tidak mau menemui mereka. Karena tidak ditemui itu akhirnya mahasiswa nekat beradu dorong dengan aparat kepolisian dan satpan kampus setempat.m Akibatnya, tidak hanya kericuhan, tapi ada mahasiswa yang pingsan dan mengalami luka memar. Menurut koordinator lapangan aksi Sahmawi alias Awing mengatakan, selain tuntutan penurunan SPP, juga ada indikasi kasus korupsi yang merugikan negara hingga miliaran rupiah. "Itu bukan termasuk kerugian yang dirasakan oleh sekitar 82 petani di Dusun Junrejo dan Tlekung, Kota Batu," katanya disela-sela aksi. Lebih lanjut ia mengatakan, dalam aksi yang dilakukan oleh PMII, HMI, HMJ,BMF, dan BEM-U mendesak diselesaikannya kasus penyelewengan dana senilai Rp1,2 miliar sesuai audit BPK tahun 2004-2005. Selain itu usut tuntas pembebasan lahan untuk pembangunan kampus 2 di kawasan Junrejo Kota Batu. "Kami juga akan mogok kuliah jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. SPP itu awalnya Rp850 ribu per semester naik menjadi Rp 1,5 juta/semester. Yang jelas, tuntutan mahasiswa harus dipenuhi," tegas Awing.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012