Mahfud MD: Kesenjangan Sosial Melebar
Minggu, 2 Februari 2014 17:25 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan kesenjangan sosial di Indonesia semakin lebar karena indeks generasio di era reformasi ini mencapai 0,41, lebih tinggi dibandingkan di era Orde Baru yang hanya 0,2.
"Indeks generasio di era reformasi ini menunjukkan jurang pemisah antara masyarakat yang kaya dan miskin semakin lebar yang berarti jumlah orang yang kaya sedikit, sebaliknya yang miskin semakin banyak," katanya, dalam ceramahnya di acara Pelantikan Pengurus Cabang (PC) NU Bojonegoro periode 2013-2018, Minggu.
Ia menyebutkan jumlah penduduk Indonesia yang miskin saat ini masih cukup banyak hingga mencapai 29,5 juta jiwa dengan memperhitungkan kriteria penduduk miskin yaitu penghasilannya hanya sekitar Rp300 ribu/bulan.
Apalagi, katanya, jumlah penduduk miskin di Indonesia lebih banyak lagi bisa mencapai 108 juta jiwa kalau mengacu standar Bank Dunia, karena kriterianya penduduk miskin yaitu kalau sehari tidak memiliki uang 2 dolar AS.
"Negara bisa "bubar" kalau indeks generasio nya mencapai 0,5," katanya, menegaskan.
Ia mencontohkan, pergolakan politik yang terjadi di Mesir juga dipicu jurang pemisah antara masyarakat yang kaya dan miskin lebar, karena indeks generasio di negara setempat mencapai 0,45.
"Indeks 'generatio' di Mesir belum sampai 0,5, tapi masyarakatnya dengan mudah diprovokasi, sehingga terjadi perang saudara yang sampai kapan berhentinya tidak jelas," ujarnya.
Lebih lanjut ia juga menjelaskan di Indonesia juga masih belum ada kepastian hukum, sehingga hukum masih bisa diperjual belikan.
"Adanya ketidak pastian hukum, di antaranya, bisa dilihat di Indonesia ada seorang hakim yang terjerat hukum karena memperjual belikan perkara," ujarnya.
Mengutip pendapat seorang petinggi di Jepang, menurut dia, Indonesia bisa menjadi negara yang maju kalau ada kepastian hukum dan keadilan.
"Tapi dia (petinggi Jepang) juga mengakui pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini bagus dibandingkan dengan negara lainnya di dunia, bahkan menduduki nomor dua setelah RRC," tandasnya.
Hadir dalam pelantikan PC NU Bojonegoro periode 2013-2018 yaitu, Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah dan Bupati Bojonegoro Suyoto. (*)