Peternak di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur memanfaatkan kotoran hewan ternak menjadi biogas atau bahan bakar pengganti LPG untuk memasak dan pupuk organik cair (slurry).

Salah satunya peternakan domba (sopas) di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, yang dikelola oleh para petani dan peternak Kelompok Tani Sumber Rejeki. Mereka mengelola limbah dari peternakan menjadi nol persen, menjadi rumah produksi biogas dan bio-slurry.

"Apa yang dilakukan para peternak di desa ini merupakan solusi agar limbah peternakan menjadi nol persen, karena tidak ada limbah dari peternakan yang tersisa," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat mengunjungi peternakan domba di sela-sela program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Sumbermlyo, Sabtu.

Selain dimanfaatkan menjadi biogas, kata Ipuk, hasilnya juga bisa dimanfaatkan oleh para petani untuk pupuk organik sehingga mengurangi biaya produksi para petani.

"Yang terpenting lagi proses kreatif ini juga turut menjaga kesuburan tanah," kata Bupati Ipuk.

Saat ini ada beberapa rumah di sekitar peternakan telah menggunakan biogas untuk kebutuhan memasak, dan mereka juga menggunakan biogas untuk kebutuhan penerangan.

Selain menjadi biogas, kotoran hewan ternak tersebut juga diolah dijadikan bio-slurry yang dijadikan sebagai pupuk organik.

Bio-slurry merupakan ampas biogas. Meskipun ampas namun slurry memiliki banyak nutrisi yang bermanfaat untuk pertanian. Sebagai pupuk alami slurry mampu mengikat nutrisi tanah sekaligus menggemburkan tanah yang keras. Bio-slurry juga memiliki mikroba pro-biotik yang mampu meningkatkan kesuburan tanah, sehingga berdampak kepada kualitas dan kuantitas hasil panen.

Pemilik peternakan domba, Sarman, mengatakan, pengolahan limbah ternaknya merupakan hasil kerja sama kelompok tani, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Banyuwangi dan program doktor mengabdi Universitas Brawijaya.

Melalui kerja sama itu, lanjut dia, dibangun instalasi digester biogas untuk mengolah limbah kotoran ternak.

"Kotoran ternak dimasukkan ke dalam mixer untuk dihaluskan. Setelah halus masuk ke tabung biogas, untuk diambil gas-nya," kata Sarman.

Setelah gasnya diambil, ampas dari kotoran tersebut menjadi bio-slurry yang dimanfaatkan menjadi pupuk organik untuk petani.

"Pupuk organik ini selain kami gunakan sendiri juga dijual ke kelompok-kelompok petani lainnya di Banyuwangi dalam bentuk pupuk organik cair," ujar Sarman.(*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024