Potensi produksi kopi Arabika maupun Robusta di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada 2024 ini diperkirakan mampu mencapai sekitar 8.000 ton dari luas lahan perkebunan kopi 3.434 hektare.

"Kami minta kepada para petani kopi untuk memanen kopinya saat biji kopi sudah tua dan berwarna merah. Usahakan yang merah saja agar kualitas tetap terjaga," kata Bupati Situbondo Karna Suswandi dalam agenda "Molong Kopi Sareng Bupati" di kebun kopi rakyat Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa, Situbondo, Kamis.

Luas lahan perkebunan kopi Arabika dan Robusta 3.434 hektare itu tersebar di Kecamatan Sumbermalang, Mlandingan, Jatibanteng dan Kecamatan Arjasa.

Menurut bupati, kualitas kopi diawali dari biji kopi saat dipanen, khususnya kopi Arabika yang tumbuh di atas ketinggian 800 meter dari permukaan laut atau mdpl.

Karna Suswandi mengungkapkan bahwa kualitas kopi menjadi tanggung jawab petani, sehingga komitmen petani untuk memperlakukan kopi sesuai SOP menjadi sangat penting.

"Ayo bertani dengan baik dan menjaga kualitas kopi, sehingga kesejahteraan petani meningkat," kata Bung Karna, sapaan akrab bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro mengemukakan kegiatan "Molong Kopi Sareng Bupati" menjadi sarana prasarana industri kopi lokal menuju global.

"Kegiatan ini juga menjadi sarana silaturrahim antara pemerintah daerah dengan petani kopi, termasuk dengan dunia bisnis," tuturnya.

Ia menjelaskan potensi produktivitas kopi Aarabika dan Robusta di Situbondo, di Kecamatan Sumbermalang, 932 ton dari luasan sekitar 300 hektare, di Kecamatan Mlandingan potensinya 57 ton dari luas lahan 19 hektare, di Kecamatan Jatibanteng 57 ton dari luas lahan 15 hektare.

Sementara di Kecamatan Arjasa, potensinya mencapai sekitar 4.800 ton dari luas lahan perkebunan kopi Arabika dan Robusta sekitar 2.300 hektare.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024