Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, Jawa Timur memeriksa daging hewan kurban yang disembelih guna memastikan seluruhnya memenuhi syarat dan aman untuk dikonsumsi.

"Pemeriksaan dilakukan guna menjaga kesehatan masyarakat yang akan mengonsumsi daging dari penyembelihan kurban Idul Adha," ujar Dokter Hewan DKPP Kota Madiun drh M Sulthan Rasyid Rifai, Senin.  

Di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) misalnya. Pemeriksaan dilakukan pada hari penyembelihan. Didapati, dari 21 ekor hewan kurban, satu ekor di antaranya terindikasi sakit. Setelah diperiksa, hewan yang sakit tersebut masih bisa disembelih.  

"Bagian yang rusak dibuang, tidak dikonsumsi. Bagian yang bagus bisa dikonsumsi," kata Sulthan Rasyid Rifai.

Selain itu, juga ditemukan ada dua ekor sapi yang mengalami pembengkakan limpa dan ada guratan darah. Untuk yang ada guratan darah, pihaknya menyarankan untuk memasak sampai benar-benar matang.  

"Untuk pemeriksaan 'antemortem', dicek menyeluruh. Kalau ada yang demam, sisihkan. Sedangkan 'postmortem', dicek sampling jeroan merah, meliputi hati, paru, jantung, limpa, ginjal," kata dia.

Setelah didistribusikan, lanjutnya, pastikan daging dan jeroan dipisah. Lalu masukkan kulkas jika tidak langsung dimasak.

"Supaya tidak alot, daging cukup disimpan di lemari pendingin selama satu malam. Baru kemudian pindah ke freezer di suhu 4-8 derajat celsius," katanya.

Ia menambahkan, pengawasan hewan dan daging kurban tersebut rutin dilakukan oleh dinas setempat setiap momentum Idul Adha guna memberikan rasa aman terhadap masyarakat yang mengonsumsi.



 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024