Moskow (ANTARA/Xinhua-0ANA) - Mesir mungkin bergabung dengan Rusia dalam menuntut penyelidikan operasi NATO di Libya, kata Menteri Luar Negeri Mesir Mohamed Kamel Amrsaid pada Rabu. Berbicara kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Amr mengatakan, Moskow dan Kairo telah mendiskusikan gagasan yang diusulkan oleh Rusia "dengan sangat serius." "Kami sedang mempertimbangkan isu ini dan konsultasi dengan rekan-rekan Rusia serta akan membuat keputusan kemudian," kata Amr dikutip oleh kantor berita RIA Novosti. Lavrov menegaskan bahwa Moskow menuntut penyelidikan atas tindakan-tindakan Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu setelah laporan-laporan media mengatakan bahwa serangan-serangan udara NATO menewaskan puluhan warga sipil di Libya. Kedua diplomat mengatakan, Rusia dan Mesir akan terus memperhatikan situasi di Timur Tengah dan Afrika Utara, menuntut bahwa setiap perubahan akan ditentukan melalui dialog "dengan cara damai dan tanpa gangguan eksternal." Duta Besar Rusia di PBB, Vitaly Churkin, pekan lalu mendesak NATO untuk menyelidiki kematian warga sipil di Libya, setelah New York Times melaporkan puluhan warga sipil Libya tewas dalam delapan bulan operasi militer NATO di negara itu. Tindakan itu ditolak oleh Duta Besar AS untuk PBB, yang menyebut permintaan Moskow sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat internasional dari peristiwa terkini di Suriah. NATO juga mengatakan tidak ada korban sipil selama operasi itu.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011