Gelaran TGX Street Fashion dalam rangkaian perayaan HUT ke-44 Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di jantung kota Kabupaten Trenggalek, Jumat berlangsung meriah.

Banyak muda-mudi dan pecinta fashion yang terlibat, ataupun sekedar menonton jalannya peragaan busana bergaya "street fashion" tersebut dari awal hingga bubaran.

Kegiatan ini menjadi salah satu event yang menonjol sejak dimulainya rangkaian kegiatan Apkasi karena melibatkan belasan model (finalis) dari berbagai kabupaten di Indonesia.

"Saya optimistis kegiatan-kegiatan semacam ini dapat mengangkat ekonomi kreatif kita," kata Ketua Dekranasda Trenggalek, Novita Hardini.

Atraksi itu sengaja diselenggarakan di area Pasar Pon untuk meningkatkan laju pertumbuhan daya beli.

Dengan kata lain, efek berganda dapat diraih Trenggalek sekaligus dalam perhelatan itu. Mulai aspek kesenian lewat kreativitas hingga perekonomian.

"Tujuannya kita membantu untuk meramaikan Pasar Pon agar banyak pengunjung yang datang untuk membeli produk-produk yang dijajakan," imbuhnya.

Tak hanya diramaikan oleh 15 finalis Putri Otonomi Indonesia (POI).

TGX Street Fashion itu juga diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang pendidikan.

Pihaknya mengapresiasi kepada para peserta yang jumlahnya lebih dari ekspektasi.

"Pesertanya membludak melampaui 100 dari target 70 peserta. Ini menunjukkan antusias generasi muda Trenggalek untuk kebangkitan industri kreatif di sektor itu sangatlah luar biasa," ujarnya.

Kegiatan ekonomi kreatif untuk menggairahkan perekonomian di pasar jantung kota itu sebenarnya bukanlah hal baru.

Dalam berbagai kegiatan, pemerintah kerap menjadikan pasar itu sebagai objek keramaian.

Dengan event yang diselenggarakan, diharapkan roda perekonomian di pasar itu terus bertumbuh.



Meskipun bukan dalam kegiatan serupa namun dengan tujuan yang sama, Novita berharap kegiatan-kegiatan semacam itu dapat terus tumbuh.

Langkah itu sejalan dengan ikhtiar Trenggalek yang berfokus pada based on creativity.

Misalnya seperti menyulap lahan bekas tambang di Tebing Kepuh.

Lahan bekas tambang batu andesit itu bakal menjadi lokasi festival ligth and sound yang memadukan unsur seni dan kreativitas.

Bahkan lokasi itu juga akan menjadi tempat jamuan para delegasi kepala daerah se-Indonesia beserta tamu dari luar negeri yang tergabung dalam CALD (Council of Asian Liberals and Democrats) atau Dewan Liberal dan Demokrat Asia.

"Jadi sekarang ini diplomasi perjuangan melalui karya seni, industri kreatif, bukan yang destruktif (merusak). Maka kegiatan semacam ini harus terus diberikan ruang seluas luasnya di Kabupaten Trenggalek," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024