Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang memperketat regulasi tata kelola pertambangan pasir usai insiden longsor yang menyebabkan empat orang tertimbun longsor di Desa/Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kami menyayangkan kejadian longsor yang terjadi di Dusun Supit, Desa Pronojiwo, dan berharap agar musibah itu menjadi pembelajaran untuk perbaikan tata kelola pertambangan pasir," kata Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Rabu.
Ia mengatakan perlu diskusi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk instansi pemerintah yang mengatur regulasi dan perizinan, serta himpunan penambang dan warga pekerja tambang pasir guna memperbaiki tata kelola dari hulu ke hilir.
"Termasuk perhatian pemilik tambang kepada pekerja tambang, seperti apakah ada asuransi. Jika ada asuransi, maka jika terjadi sesuatu, keluarga yang ditinggalkan bisa mendapatkan jaminan untuk melanjutkan hidupnya," tuturnya.
Penjabat Bupati Lumajang yang biasa dipanggil Yuyun itu menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi yang ketat dalam aktivitas penambangan untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
Baca juga: Basarnas Jember bantu pencarian tiga korban longsor di Desa Pronojiwo
"Oleh karena itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan para pekerja tambang melalui perbaikan tata kelola dan koordinasi yang lebih baik antara semua pihak terkait," katanya.
Dengan langkah-langkah yang tepat, lanjut dia, diharapkan insiden tragis yang menewaskan pekerja tambang lokal tersebut dapat dihindari dan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat dapat lebih terjamin.
"Penambangan pasir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Semeru memang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga perlu memberikan asuransi kepada para pekerja tambang," ujarnya.
Sebuah tebing sungai di aliran lahar Gunung Semeru yang berada di Dusun Supit, Desa/Kecamatan Pronojiwo longsor pada bagian sisi timur, sehingga material longsoran mengarah ke barat yang menimpa para pekerja tambang pasir lokal di dusun setempat pada Selasa (4/6).
Ada lima penambang yang berada di lokasi tersebut, namun satu penambang berhasil selamat dari reruntuhan tanah longsor dan empat penambang lainnya tertimbun longsor setinggi 15-20 meter.
Empat korban yang tertimbun longsor yakni Junaedi (26) warga Kabupaten Malang, Dwi (35) warga Desa/Kecamatan Pronojiwo, Kusnadi (40) warga Desa/Kecamatan Pronojiwo, Rohim warga Desa Sidomulyo-Kecamatan Pronojiwo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami menyayangkan kejadian longsor yang terjadi di Dusun Supit, Desa Pronojiwo, dan berharap agar musibah itu menjadi pembelajaran untuk perbaikan tata kelola pertambangan pasir," kata Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Rabu.
Ia mengatakan perlu diskusi antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk instansi pemerintah yang mengatur regulasi dan perizinan, serta himpunan penambang dan warga pekerja tambang pasir guna memperbaiki tata kelola dari hulu ke hilir.
"Termasuk perhatian pemilik tambang kepada pekerja tambang, seperti apakah ada asuransi. Jika ada asuransi, maka jika terjadi sesuatu, keluarga yang ditinggalkan bisa mendapatkan jaminan untuk melanjutkan hidupnya," tuturnya.
Penjabat Bupati Lumajang yang biasa dipanggil Yuyun itu menyoroti pentingnya pengawasan dan regulasi yang ketat dalam aktivitas penambangan untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
Baca juga: Basarnas Jember bantu pencarian tiga korban longsor di Desa Pronojiwo
"Oleh karena itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan para pekerja tambang melalui perbaikan tata kelola dan koordinasi yang lebih baik antara semua pihak terkait," katanya.
Dengan langkah-langkah yang tepat, lanjut dia, diharapkan insiden tragis yang menewaskan pekerja tambang lokal tersebut dapat dihindari dan keselamatan serta kesejahteraan masyarakat dapat lebih terjamin.
"Penambangan pasir di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Semeru memang memiliki risiko tinggi terhadap bencana alam yang bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga perlu memberikan asuransi kepada para pekerja tambang," ujarnya.
Sebuah tebing sungai di aliran lahar Gunung Semeru yang berada di Dusun Supit, Desa/Kecamatan Pronojiwo longsor pada bagian sisi timur, sehingga material longsoran mengarah ke barat yang menimpa para pekerja tambang pasir lokal di dusun setempat pada Selasa (4/6).
Ada lima penambang yang berada di lokasi tersebut, namun satu penambang berhasil selamat dari reruntuhan tanah longsor dan empat penambang lainnya tertimbun longsor setinggi 15-20 meter.
Empat korban yang tertimbun longsor yakni Junaedi (26) warga Kabupaten Malang, Dwi (35) warga Desa/Kecamatan Pronojiwo, Kusnadi (40) warga Desa/Kecamatan Pronojiwo, Rohim warga Desa Sidomulyo-Kecamatan Pronojiwo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024