Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdoer Rahem Situbondo, Jawa Timur pada tahun anggaran 2024 memanfaatkan dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) untuk membeli sejumlah alat kesehatan (alkes) dalam upaya meningkatkan pelayanan.

Direktur RSUD dr, Abdoer Rahem Situbondo Roekmy Prabarini Ario di Situbondo, Selasa, mengatakan pada tahun ini ada sejumlah alat kesehatan yang akan dibeli oleh rumah sakit milik pemerintah daerah dengan menggunakan DBHCHT.

"Alhamdulillah, pada tahun ini kami mendapat alokasi DBHCHT sekitar Rp2,3 miliar. Kami gunakan untuk membeli sejumlah alat kesehatan guna menunjang pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ujarnya.

Roekmy mengemukakan ada sejumlah alat kesehatan yang dibutuhkan rumah sakit milik pemerintah daerah itu, di antaranya tiga unit infuse pump, dua unit syringe pump, Electro encephalo graph (EEG) satu unit, elektro kardiograf sebanyak dua unit, mesin anasthesia satu unit, bed side cap lima unit, pasien monitor tiga unit.

Baca juga: Tiga pasien DBD anak-anak di Situbondo meninggal dunia

Fungsi alat kesehatan EEG, kata Roekmy, untuk mendeteksi sinyal listrik dari otak guna mendiagnosis pasien dengan kejang, dan alat tersebut nantinya ditempatkan di poliklinik saraf.

"Alat EEG ini untuk menggantikan alat EEG yang lama rusak, karena faktor usia dan pemakaian juga," ujarnya.

Roekmy menjelaskan bahwa pengadaan alat kesehatan menggunakan DBHCHT untuk mengganti peralatan yang sudah rusak, karena faktor usia dan pemakaian.

"Dengan membeli sejumlah alat kesehatan tersebut, minimal waktu tunggu operasi lebih efektif dan cepat. Untuk pembelian pasien monitor rencananya kami tempatkan di ruang ICU, karena alat yang ada masih kurang," katanya.

Roekmy menambahkan semua alat kesehatan itu sampai saat ini masih dalam proses sistem pengadaan.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024