Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyatakan bahwa pelaksanaan "Surabaya Vaganza" tak sekadar menjadi perayaan tahunan menjelang Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-731 tahun, namun merupakan upaya merawat keberagaman budaya yang sudah tumbuh.
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Hidayat Syah, ditemui Balai Pemuda sesuai pawai "Surabaya Vaganza" tahun 2024, Minggu, menyatakan keberagaman budaya menjadi penopang perkembangan daerah setempat dari waktu ke waktu tidak.
"Selain multi kultur Surabaya ini multi etnis, makanya melibatkan beragam kelompok atau komunitas masyarakat," kata Hidayat.
Oleh karena, Setiap pelaksanaan "Surabaya Vaganza" pun pemkot menggandeng melibatkan beragam perkumpulan atau komunitas masyarakat, seperti halnya di tahun ini yang mengambil tema "The Chronicle of Surabaya".
Beberapa perkumpulan masyarakat lintas daerah yang mengikuti acara, yakni Komunitas Bali, Kerukunan Keluarga Kawanua Surabaya, Keluarga Kabupaten Ende, "Indian Association Surabaya", Komunitas Tionghoa, dan Komunitas Sriwijaya SumSel.
Masing-masing komunitas itu melebur menjadi satu sembari menampilkan pertunjukan budayanya masing-masing, baik itu tarian, busana, maupun musik.
Beragam suguhan budaya yang ditampilkan mampu menghadirkan animo dari masyarakat Surabaya, sejak titik awal pemberangkatan pawai di Jalan Tunjungan hingga garis akhir di Jalan Gubernur Suryo.
"Ini mencerminkan sisi keberagaman di Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Hidayat, sambutan dari masyarakat ini mencerminkan kondisi kehidupan sosial sehari-hari di Kota Surabaya, yakni saling rukun, guyub, dan memegang teguh toleransi.
"Meskipun cuacanya panas tetapi kebahagiaan dari masyarakat dan peserta pawai tetap terlihat, ini namanya Surabaya," tuturnya.
Hidayat menyatakan siap menghadirkan lebih banyak komunitas masyarakat lintas daerah pada pelaksanaan "Surabaya Vaganza" tahun depan.
"Warga daerah lain yang tinggal di Surabaya banyak, semoga tahun depan lebih banyak yang ikut," tuturnya.
Sementara, berdasarkan pantauan ANTARA, selain pertunjukan budaya pelaksanaan "Surabaya Vaganza" tahun 2024 juga menghadirkan rangkai pawai mobil hias dari 22 instansi swasta, badan usaha milik daerah (BUMD), dan universitas.
Mobil hias yang dihadirkan memiliki kreasi unik dan menampilkan identitas masing-masing instansi, salah satunya dari Perusahaan Daerah Taman Satwa pengelola Kebun Binatang Surabaya.
Pada bagian depan mobil hias milik Perusahaan BUMD bertengger tiga patung komodo yang menjadi representasi hewan endemik Indonesia.
Kemudian, di bagian tengah ada satu ekor harimau dan singa dari yang terbuat dari susunan bunga. Selanjutnya, ada patung bekantan di bagian atasnya.
Beberapa peserta ada menggunakan kostum unik, seperti prajurit era Romawi, busana bangsawan era kolonial, tentara Jepang, hingga ksatria zaman kerajaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya Hidayat Syah, ditemui Balai Pemuda sesuai pawai "Surabaya Vaganza" tahun 2024, Minggu, menyatakan keberagaman budaya menjadi penopang perkembangan daerah setempat dari waktu ke waktu tidak.
"Selain multi kultur Surabaya ini multi etnis, makanya melibatkan beragam kelompok atau komunitas masyarakat," kata Hidayat.
Oleh karena, Setiap pelaksanaan "Surabaya Vaganza" pun pemkot menggandeng melibatkan beragam perkumpulan atau komunitas masyarakat, seperti halnya di tahun ini yang mengambil tema "The Chronicle of Surabaya".
Beberapa perkumpulan masyarakat lintas daerah yang mengikuti acara, yakni Komunitas Bali, Kerukunan Keluarga Kawanua Surabaya, Keluarga Kabupaten Ende, "Indian Association Surabaya", Komunitas Tionghoa, dan Komunitas Sriwijaya SumSel.
Masing-masing komunitas itu melebur menjadi satu sembari menampilkan pertunjukan budayanya masing-masing, baik itu tarian, busana, maupun musik.
Beragam suguhan budaya yang ditampilkan mampu menghadirkan animo dari masyarakat Surabaya, sejak titik awal pemberangkatan pawai di Jalan Tunjungan hingga garis akhir di Jalan Gubernur Suryo.
"Ini mencerminkan sisi keberagaman di Indonesia," ujarnya.
Oleh karena itu, kata Hidayat, sambutan dari masyarakat ini mencerminkan kondisi kehidupan sosial sehari-hari di Kota Surabaya, yakni saling rukun, guyub, dan memegang teguh toleransi.
"Meskipun cuacanya panas tetapi kebahagiaan dari masyarakat dan peserta pawai tetap terlihat, ini namanya Surabaya," tuturnya.
Hidayat menyatakan siap menghadirkan lebih banyak komunitas masyarakat lintas daerah pada pelaksanaan "Surabaya Vaganza" tahun depan.
"Warga daerah lain yang tinggal di Surabaya banyak, semoga tahun depan lebih banyak yang ikut," tuturnya.
Sementara, berdasarkan pantauan ANTARA, selain pertunjukan budaya pelaksanaan "Surabaya Vaganza" tahun 2024 juga menghadirkan rangkai pawai mobil hias dari 22 instansi swasta, badan usaha milik daerah (BUMD), dan universitas.
Mobil hias yang dihadirkan memiliki kreasi unik dan menampilkan identitas masing-masing instansi, salah satunya dari Perusahaan Daerah Taman Satwa pengelola Kebun Binatang Surabaya.
Pada bagian depan mobil hias milik Perusahaan BUMD bertengger tiga patung komodo yang menjadi representasi hewan endemik Indonesia.
Kemudian, di bagian tengah ada satu ekor harimau dan singa dari yang terbuat dari susunan bunga. Selanjutnya, ada patung bekantan di bagian atasnya.
Beberapa peserta ada menggunakan kostum unik, seperti prajurit era Romawi, busana bangsawan era kolonial, tentara Jepang, hingga ksatria zaman kerajaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024