Pemimpin Taiwan William Lai Cheng-te pada Kamis (23/5) menemui para prajurit di tengah latihan militer skala besar yang dilakukan China di sekitar pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Pergerakan itu merupakan latihan serupa yang pertama kali diluncurkan sejak Lai dilantik sebagai pemimpin Taiwan awal pekan ini.

Lai, sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Taiwan, mengunjungi Brigade ke-66 Korps Marinir di utara Kota Taoyuan “untuk menyemangati Tentara Nasional,” menurut kantor berita Taiwan Centra News Agency.

Tanpa menyebut pihak tertentu, Lai mengatakan Taiwan menghadapi “ancaman eksternal” tetapi “kami akan terus mempertahankan nilai kebebasan dan demokrasi serta melindungi perdamaian dan stabilitas regional.”

Baca juga: Sebanyak 52 orang masih hilang di Taiwan pascagempa dahsyat

Pemimpin Taiwan itu mengatakan Taipei "akan terus mendorong perubahan pertahanan nasional dan memperkuat kemampuan tempur seluruh tentara nasional.”

"Kami akan bekerja sama...untuk menunjukkan keteguhan melindungi Taiwan yang demokratis," kata Lai.

Pertemuan pertama Lai dengan pasukan Taiwan itu berlangsung ketika Komando Medan Tempur Timur Tentara Pembebasan China memulai latihan militer gabungan di sekitar Taiwan pada Kamis.

Latihan tersebut meliputi Selat Taiwan, serta wilayah utara, selatan, dan timur Pulau Taiwan, serta wilayah-wilayah sekitarnya, termasuk kepulauan Kinmen, Matsu, Wuqiu, dan Dongyin.

Li Xi, juru bicara komando medan tempur China, mengatakan angkatan darat, laut, udara, dan pasukan roket bergabung untuk latihan bersama, yang disebut Joint Sword-2024A, dari Kamis hingga Jumat.

Dia mengatakan latihan militer China itu berfungsi sebagai “hukuman keras” atas tindakan separatis pasukan “kemerdekaan Taiwan” dan “peringatan” keras terhadap campur tangan dan provokasi oleh “kekuatan eksternal.”

Sementara itu, menteri pertahanan Taiwan melaporkan bahwa pihaknya mendeteksi satu pesawat, delapan kapal angkatan laut China, dan empat kapal milik Penjaga Pantai China yang beroperasi di sekitar Taiwan.

“Pesawat memasuki ADIZ (zona identifikasi pertahanan udara) barat daya dan tenggara Taiwan. Angkatan Bersenjata ROC (Republik China) telah memantau situasi dan merespons dengan tepat,” tulis kementerian itu di X, merujuk pada militer Taiwan.

Kemenhan Taiwan mengecam pengumuman latihan itu, yang disebutnya "membahayakan perdamaian dan stabilitas regional."

“Kami siap dengan kemauan yang kuat dan menahan diri. Kami tidak mencari konflik, tapi kami tidak akan menghindar dari konflik,” kata kementerian itu. “Kami memiliki kepercayaan diri untuk menjaga keamanan nasional kami.”


Sumber: Anadolu

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Taufik


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024