Artis Jessica Iskandar bersama sang suami Vincent Verhaag mengumumkan kehamilan ketiga melalui program seleksi genetik sehat melalui program bayi tabung (IVF) Metode Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A) di Morula IVF Surabaya National Hospital.

Jessica yang datang dalam acara konferensi pers di Surabaya, Senin tampak bahagia menceritakan usahanya menjalani kehamilan. Apalagi, usianya sudah 36 tahun yang tergolong sebagai usia rawan mengalami kelainan kromosom ketika hamil.

"Saya sudah lama mendambakan anak lagi, Morula IVF Surabaya adalah tempat yang kami pilih untuk mewujudkan impian memiliki buah hati yang sehat secara genetik," kata Jessica, yang akrab dipanggil Jedar.

Proses tanam embrio dilakukan mulai Februari 2024 dan bayinya diperkirakan lahir pada akhir tahun ini. 

Pasangan ini tidak menargetkan memilih gender tertentu. Mereka hanya berharap buah hatinya sehat. 

"Kami pilih embrio yang paling sehat, kalau gender kami serahkan kepada yang di atas," kata Vincent.

Jedar dan suami memilih program di Morula IVF Surabaya karena lima temannya telah terlebih dulu berhasil menjalani program serupa.

Jessica ditangani tim dokter profesional. Ada Dokter Obgyn Morula IVF Surabaya, dr Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), FICS, dr Andra Kusuma Putra, Sp.OG, Subs F.E.R, dr Raudlatul Hikmah, MM, Sp.OG, Subs F.E.R dan Kepala Teknik Reproduksi Berbantu Dr.dr Jimmy Yanuar Annas, SpOG, Subs F.E.R.

"Kami harus tahu record dari dokternya, ada success story dan bisa bikin aku nyaman dan percaya," ujar Jedar.

Dokter Obgyn Morula IVF Surabaya, dr Benediktus Arifin, MPH, SpOG(K), menjelaskan pertumbuhan embrio menjadi bayi, ditentukan oleh kromosom. Ketika embrio kehilangan atau memiliki kelebihan kromosom, kondisi ini dikenal sebagai aneuploidi (an yu ploy-dee). 
 
Risiko terjadinya aneuploidi penyebab keguguran atau kelainan genetik akan meningkat seiring usia ibu. Seperti bayi dengan autisme dan down syndrome.

"Itu salah satu alasan Jessica yang berusia di atas 35 tahun memilih IVF," kata dr Benediktus.

Kehamilan genetik sehat di atas usia rawan itu bisa dilakukan dengan IVF teknologi Preimplantation Genetic Testing for Aneuploidy (PGT-A).

PGT-A direkomendasikan untuk pasien berusia 35 tahun ke atas. Bukan hanya yang mengalami kemandulan.

Jessica sendiri telah menjalani tes kesuburan dasar sebelum menjalani program. Hasil tes sempurna, tapi ia tetap memilih IVF untuk meminimalisir kelainan genetik.

"Kami melihat Jessica yang sudah berusia 36 tahun, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk kelainan kromosom pada embrio jika hamil," ujarnya.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024