Surabaya - Jawa Timur kekurangan stok susu mencapai 600.000 liter per hari karena besarnya permintaan pasar persusuan di provinsi ini. "Untuk menutup kekurangan tersebut, selama ini Jatim menyerap susu impor," kata Kepala Bidang Agribis Dinas Peternakan Jatim, Maskur, di Surabaya, Selasa. Menurut dia, rata-rata permintaan susu di Jatim mencapai 1,9 juta liter per hari. Akan tetapi, kemampuan peternak untuk menyediakan komoditas tersebut antara 1 juta hingga 1,3 juta liter per hari. "Padahal, produksi susu di Jatim kian membaik. Secara kualitas, 95 persen dari keseluruhan produksi susu sudah termasuk kategori grade satu," ujarnya. Ia mengungkapkan, kategori grade satu memiliki total solid mencapai 12 persen dan banyak diminati oleh Industri Pengolah Susu (IPS). "Di sisi lain, dengan alasan belum terpenuhinya standar itu IPS yang ada di Jatim justru bergantung terhadap ketersediaan susu dari negara tetangga. Salah satunya Australia," katanya. Terkait sejumlah IPS besar di Jatim, sebut dia, di antaranya Nestle, Greenfield, Sekar Tanjung, dan Indolacto. Bahkan, diproyeksi kian meningkat mengingat mereka sudah berancang-ancang meningkatkan kapasitas produksi. "Di sisi lain, kini populasi sapi perah di Jatim ada sekitar 221.000 ekor. Dari jumlah tersebut, 80 persen di antaranya merupakan peternakan rakyat," katanya. Dengan demikian, urai dia, untuk menutup kebutuhan susu di Jatim diperlukan sekitar 60.000 ekor sapi perah. Sementara, berbagai upaya telah dilakukan guna menambah populasi sapi perah misalnya menyalurkan beragam program kredit lunak. "Bahkan, Pemprov Jatim juga meminta sejumlah perusahaan membantu kinerja peternak dengan mengadakan 'Corporate Social Responsibility/CSR'," katanya. Di samping itu, lanjut dia, Gubernur Jatim Soekarwo dan pihak Nestle juga sudah melakukan penandatanganan di kantor pusat Nestle di Swiss pada bulan September lalu. "Lalu, tindakan tersebut akan dilanjutkan dengan aturan teknis yang dibuat antara Dinas Peternakan Jatim dan Nestle," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011