Sedikitnya 45 orang pekerja sosial (Peksos) dari pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur diterjunkan untuk membantu mempercepat pembangunan rumah tidak layak huni milik warga bernama Umi Kalsum.
"Selain sebagai bentuk kepedulian, ini juga atas permintaan Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini yang datang langsung ke rumah Umi Kalsum di Desa Murtajih, Kecamatan Padawu, Pamekasan," kata Koordinator Pekerja Sosial PKH Pamekasan Hanafi di Pamekasan, Senin.
Hanafi menjelaskan, Mensos RI meminta kepada para pekerja sosial di Pamekasan agar mendukung dengan sepenuh hati program pembangunan rumah tidak layak huni yang ditempati Umi Kalsum, suami, anak dan ponakannya yang kini sedang lumpuh tersebut.
Selain Peksos PKH, elemen lain yang juga diminta khusus untuk membantu adalah Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI dan Polri.
Hanafi menuturkan pengerahan banyak elemen dalam pembangunan rumah tidak layak huni itu, karena Mensos menargetkan, perbaikan rumah tersebut bisa selesai dalam seminggu.
"Jadi, Bu Mensos berencana akan datang lagi ke rumah Umi Kalsum dan melihat secara langsung hasilnya," kata dia.
Sebelumnya Menteri Sosial Tri Rismaharini yang meninjau langsung rumah Umi Kalsum dan Ikhwan, Minggu (12/5) meminta agar Tagana segera merenovasi rumah yang ditempati keluarga Ikhwan.
Rumah yang hanya memiliki satu kamar tersebut, dinding dan atapnya banyak yang bolong sedangkan dinding bagian belakang hampir roboh. Hanya tersedia satu kasur tipis yang sebenarnya tak layak digunakan.
Untuk menopang ekonomi keluarga, istrinya, Umi Kalsum (45) sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Namun karena harus mengurus orang tuanya yang sakit serta mengurus keponakannya, Nadira Ayubiya (8) yang menyandang disabilitas mental dan fisik, Umi Kalsum terpaksa berhenti bekerja.
“Untuk makan, hanya mengandalkan saya dari hasil memulung,” kata Muhammad Ikhwan. Padahal, selain penghasilannya yang sangat minim, Ikhwan juga harus membiayai sekolah anak perempuannya berusia 15 tahun yang kini duduk di kelas delapan SMP, serta membiayai istri dan keponakannya.
Mengetahui kondisi keluarga Muhammad Ikhwan, Mensos Risma meminta agar Umi Kalsum rutin memberikan obat untuk keponakannya tersebut. Mensos Risma juga mengajak Umi Kalsum untuk mengikuti pelatihan di Sentra yang nanti akan sangat bermanfaat untuk berwirausaha dalam menopang ekonomi keluarga.
Sementara itu, sambil proses penanganan, Kemensos sudah memberikan berbagai bantuan, misalnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan memasukan keluarga Ikhwan dalam Program Keluarga Harapan (PKH).
Untuk Nadira yang menyandang disabilitas, Kemensos sudah membawakan kursi roda adaptif, pampers, vitamin, susu, dan makanan sehari-hari serta memberikan perawatan fisioterapi.
Untuk anak perempuan Ikhwan yang bersekolah di SMP, sudah diberikan sepatu, kaos kaki, perlengkapan sekolah, baju sehari-hari, alat-alat tulis, dan peralatan sholat. Untuk menopang ekonomi keluarga Ikhwan, Kemensos akan memberikan pendampingan bagi Ummi Kalsum berjualan bakso.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Selain sebagai bentuk kepedulian, ini juga atas permintaan Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini yang datang langsung ke rumah Umi Kalsum di Desa Murtajih, Kecamatan Padawu, Pamekasan," kata Koordinator Pekerja Sosial PKH Pamekasan Hanafi di Pamekasan, Senin.
Hanafi menjelaskan, Mensos RI meminta kepada para pekerja sosial di Pamekasan agar mendukung dengan sepenuh hati program pembangunan rumah tidak layak huni yang ditempati Umi Kalsum, suami, anak dan ponakannya yang kini sedang lumpuh tersebut.
Selain Peksos PKH, elemen lain yang juga diminta khusus untuk membantu adalah Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI dan Polri.
Hanafi menuturkan pengerahan banyak elemen dalam pembangunan rumah tidak layak huni itu, karena Mensos menargetkan, perbaikan rumah tersebut bisa selesai dalam seminggu.
"Jadi, Bu Mensos berencana akan datang lagi ke rumah Umi Kalsum dan melihat secara langsung hasilnya," kata dia.
Sebelumnya Menteri Sosial Tri Rismaharini yang meninjau langsung rumah Umi Kalsum dan Ikhwan, Minggu (12/5) meminta agar Tagana segera merenovasi rumah yang ditempati keluarga Ikhwan.
Rumah yang hanya memiliki satu kamar tersebut, dinding dan atapnya banyak yang bolong sedangkan dinding bagian belakang hampir roboh. Hanya tersedia satu kasur tipis yang sebenarnya tak layak digunakan.
Untuk menopang ekonomi keluarga, istrinya, Umi Kalsum (45) sempat bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Namun karena harus mengurus orang tuanya yang sakit serta mengurus keponakannya, Nadira Ayubiya (8) yang menyandang disabilitas mental dan fisik, Umi Kalsum terpaksa berhenti bekerja.
“Untuk makan, hanya mengandalkan saya dari hasil memulung,” kata Muhammad Ikhwan. Padahal, selain penghasilannya yang sangat minim, Ikhwan juga harus membiayai sekolah anak perempuannya berusia 15 tahun yang kini duduk di kelas delapan SMP, serta membiayai istri dan keponakannya.
Mengetahui kondisi keluarga Muhammad Ikhwan, Mensos Risma meminta agar Umi Kalsum rutin memberikan obat untuk keponakannya tersebut. Mensos Risma juga mengajak Umi Kalsum untuk mengikuti pelatihan di Sentra yang nanti akan sangat bermanfaat untuk berwirausaha dalam menopang ekonomi keluarga.
Sementara itu, sambil proses penanganan, Kemensos sudah memberikan berbagai bantuan, misalnya Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan memasukan keluarga Ikhwan dalam Program Keluarga Harapan (PKH).
Untuk Nadira yang menyandang disabilitas, Kemensos sudah membawakan kursi roda adaptif, pampers, vitamin, susu, dan makanan sehari-hari serta memberikan perawatan fisioterapi.
Untuk anak perempuan Ikhwan yang bersekolah di SMP, sudah diberikan sepatu, kaos kaki, perlengkapan sekolah, baju sehari-hari, alat-alat tulis, dan peralatan sholat. Untuk menopang ekonomi keluarga Ikhwan, Kemensos akan memberikan pendampingan bagi Ummi Kalsum berjualan bakso.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024