Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi, Jawa Timur, terus menggali berbagai potensi ekonomi di desa-desa untuk didukung dan dikembangkan, terutama sektor pertanian dan peternakan.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memanfaatkan momen saat melaksanakan Program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) untuk menggali potensi di Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru.
"Di Desa Banyuanyar terletak di lereng Gunung Raung memiliki hawa yang sejuk, sehingga sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian," katanya di Banyuwangi, Kamis.
Di desa tersebut, menurut Ipuk, cocok untuk pengembangan komoditas pertanian seperti kopi, sayur mayur, buah-buahan, hingga hewan ternak khususnya domba, serta beragam potensi lainnya.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi galakkan pemberian ASI hingga bayi usia dua tahun
Banyuanyar dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan luasan kebun kopi rakyat di desa ini 50,82 hektare dengan produksi antara tiga kuintal hingga 1,5 ton.
Di desa ini memiliki kopi andalan yakni kopi yellow dan orange bourbound, biji kopi ini berwarna kuning dan oranye yang merupakan biji kopi peninggalan zaman Belanda.
"Untuk kopi, Dinas Koperasi dan UMKM bisa membantu untuk branding dan packaging agar pasarnya lebih luas. Kopi ini bisa menjadi khas Kalibaru," kata Ipuk.
Selain itu, di sela melaksanakan Program Bupati Ngantor di Desa, Bupati Ipuk juga berdialog dengan kelompok peternak domba. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra domba di Banyuwangi. Terdapat total populasi domba sekitar 5.000 ekor, mulai domba Sopas, Dormas, juga ras ekor gemuk.
"Ini bagus dan kami minta Dinas Pertanian untuk mendampingi terus dan memberikan pelatihan-pelatihan bagi para peternak, misalnya pelatihan pembuatan kompos ataupun pembuatan pakan ternak," katanya.
Dalam kesempatan itu Bupati Ipuk juga mengunjungi sentra pertanian di Dusun Lekap Pekarangan. Warga di dusun ini mayoritas menanam sayur mayur di lereng Gunung Raung secara tumpang sari di kebun tanaman kopi dan sayur mayur, yang dihasilkannya dipasok ke berbagai pasar di Banyuwangi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memanfaatkan momen saat melaksanakan Program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) untuk menggali potensi di Desa Banyuanyar, Kecamatan Kalibaru.
"Di Desa Banyuanyar terletak di lereng Gunung Raung memiliki hawa yang sejuk, sehingga sangat cocok untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian," katanya di Banyuwangi, Kamis.
Di desa tersebut, menurut Ipuk, cocok untuk pengembangan komoditas pertanian seperti kopi, sayur mayur, buah-buahan, hingga hewan ternak khususnya domba, serta beragam potensi lainnya.
Baca juga: Pemkab Banyuwangi galakkan pemberian ASI hingga bayi usia dua tahun
Banyuanyar dikenal sebagai daerah penghasil kopi dan luasan kebun kopi rakyat di desa ini 50,82 hektare dengan produksi antara tiga kuintal hingga 1,5 ton.
Di desa ini memiliki kopi andalan yakni kopi yellow dan orange bourbound, biji kopi ini berwarna kuning dan oranye yang merupakan biji kopi peninggalan zaman Belanda.
"Untuk kopi, Dinas Koperasi dan UMKM bisa membantu untuk branding dan packaging agar pasarnya lebih luas. Kopi ini bisa menjadi khas Kalibaru," kata Ipuk.
Selain itu, di sela melaksanakan Program Bupati Ngantor di Desa, Bupati Ipuk juga berdialog dengan kelompok peternak domba. Desa ini dikenal sebagai salah satu sentra domba di Banyuwangi. Terdapat total populasi domba sekitar 5.000 ekor, mulai domba Sopas, Dormas, juga ras ekor gemuk.
"Ini bagus dan kami minta Dinas Pertanian untuk mendampingi terus dan memberikan pelatihan-pelatihan bagi para peternak, misalnya pelatihan pembuatan kompos ataupun pembuatan pakan ternak," katanya.
Dalam kesempatan itu Bupati Ipuk juga mengunjungi sentra pertanian di Dusun Lekap Pekarangan. Warga di dusun ini mayoritas menanam sayur mayur di lereng Gunung Raung secara tumpang sari di kebun tanaman kopi dan sayur mayur, yang dihasilkannya dipasok ke berbagai pasar di Banyuwangi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024