Ngawi - Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, memberikan bantuan bagi warga setempat yang menjadi korban terjangan angin puting beliung belum lama ini. Kepala Bagian Humas dan Protokol Kabupaten Ngawi, Eko Purnomo, Jumat, mengatakan, bantuan tersebut diberikan setelah penanganan darurat pada saat bencana terjadi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat dan institusi terkait. "Pemberian bantuan ini merupakan bentuk penanganan lanjutan yang diberikan pemerintah daerah pascabencana terjadi. Masing-masing korban bencana akan menerima bantuan dalam bentuk uang dan beras," ujar Eko Purnomo, saat dihubungi. Menurut dia, besaran bantuan uang yang diberikan adalah senilai Rp1 juta untuk masing-masing korban dan sejumlah beras. Untuk bantuan beras, Pemerintah Kabupaten Ngawi telah mengajukan ke Bulog Sub Divisi Regional IV Madiun untuk menggunakan beras cadangan bencana sebesar 6 ton. Ia menjelaskan, angin puting beliung telah menerjang warga di empat kecamatan di Kabupaten Ngawi, yaitu Kecamatan Ngrambe, Mantingan, Sine, dan Widodaren. Puluhan rumah warga rusak, sedangkan enam rumah lain roboh dalam peristiwa tersebut. "Mengenai gedung SDN Negeri 4 Mantingan, Kecamatan Mantingan, yang rusak parah akibat bangunan telah tua, akan segera diperbaiki. Perbaikannya akan dilakukan dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2012," kata Eko. Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol dan Linmas) Ngawi, Suryadi, menambahkan bahwa beberapa wilayah di Kabupaten Ngawi sangat rawan terhadap bencana alam. Baik bencana alam banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung. Hal ini karena secara geografis, bagian dataran tinggi Kabupaten Ngawi berada di lereng Gunung Lawu dan bagian dataran rendahnya merupakan wilayah pertemuan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo dan Bengawan Madiun. Adapun, wilayah yang terpetakan rawan bencana tanah longsor serta angin kencang selama musim hujan menurut data Bakesbangpol dan Linmas Ngawi, adalah Kecamatan Jogorogo, Ngrambe, Sine, dan Kendal. Keempat kecamatan tersebut berada di lereng Gunung Lawu. Sedangkan kecamatan yang terpetakan rawan banjir antara lain, Kecamatan Pangkur, Kwadungan, Ngawi, Geneng, Gerih, Mantingan, dan Pitu. Wilayah kecamatan tersebut berada di aliran Bengawan Madiun dan Bengawan Solo. Bahkan, Kecamatan Ngawi dan Pitu merupakan daerah dimana aliran Bengawan Madiun dan Bengawan Solo, bertemu. "Warga yang berdomisili di daerah tersebut diminta untuk waspada dan berhati-hati jika hujan deras melanda dan disertai dengan angin kencang," kata Suryadi yang juga merupakan Sekretaris dari Satlak PB Ngawi, ini. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011