Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan terus berupaya meningkatkan populasi sapi Madura melalui program Sikomandan dan inseminasi buatan (IB) akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah itu.

Kepala Dinas Peternakan Bangkalan Ahmad Hafid di Bangkalan, Rabu, menyatakan populasi sapi di daerah itu sebelumnya tercatat 276.476 ekor, sedangkan saat ini 235.001 ekor.

"Program Sikomandan ini merupakan program yang kami lakukan untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di Bangkalan ini, termasuk program inseminasi buatan," katanya.

Pihaknya juga gencar melakukan vaksinasi sapi milik warga yang belum terserang penyakit dan memasang eartag, yakni tanda pengenal atau identitas, di daun telinga ternak yang memiliki kode tertentu sesuai peternaknya.

"Hingga saat ini, kami sudah memasang eartag pada 193.885 daun telinga sapi pada sapi warga yang tersebar di 18 kecamatan se-Bangkalan," ucapnya.

Selain karena PMK, penyebab lain penurunan populasi sapi di kabupaten paling barat di Pulau Madura tersebut, karena banyak sapi peliharaan warga yang dijual ke luar Madura, seperti Surabaya, Malang, dan Kalimantan.

"Berdasarkan catatan kami, jumlahnya tidak kurang dari 40 ribu ekor sapi per tahun yang dikirim atau dijual ke luar Madura dan kebanyakan adalah betina," ujar Hafid.

Melalui program Sikomandan dan IB, katanya, populasi sapi bisa meningkat sehingga Bangkalan secara secara khusus dan Madura pada umumnya bisa menjadi pusat pengembangan sapi, sebagai pulau penyangga, untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi daging di Jawa Timur.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024