Lebih dari seribu wisatawan dari berbagai daerah, dan sebagian mancanegara, ikut menikmati durian gratis yang dibagikan dalam gelaran Internasional Durio Festival 2024 yang digelar masyarakat Desa Wisata Durensari, Trenggalek, Minggu.
Ribuan durian yang sebelumnya disusun menyerupai tumpeng raksasa atau tumpeng besar setinggi tiga meter dibagikan secara cuma-cuma kepada para pengunjung dengan sistem kupon.
Digelar mulai pukul 09.00 WIB, tumpeng durian yang berukuran lebih kecil sebelumnya diarak keliling desa, dengan seremoni menggunakan adat Jawa tradisional hingga sampai di lokasi agrowisata Watulawang.
Dipandu tokoh adat setempat, rangkaian acara bertajuk "metro durian" Itu dipimpin langsung oleh Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin diiringi jajaran Forkopimda setempat.
"Metri atau sedekah selamatan durian sendiri dilakukan dalam rangka mengembalikan kembali adat istiadat yang dilakukan para pendahulu. Bersedekah hasil bumi dalam hal ini buah durian," kata Bupati Nur Arifin dalam pidato sambutannya usai ritual memandikan durian dan menanam bibit durian lokal hasil persilangan durian unggulan setempat.
Dikatakan, festival durian tahun ini digelar sedikit mundur dari jadwal yang direncanakan sebelumnya, karena panen raya bersamaan dengan bulan Ramadhan.
"Terima kasih sekali bisa terselenggara. Harusnya Ramadhan kemarin, tapi karena panen raya bertepatan Ramadhan, akhirnya agak mundur," katanya.
Panitia dan masyarakat adat kemudian menyepakati gelaran festival durian digelar setelah Lebaran Ketupat.
"Alhamdulillah, kenduri durian akhirnya tetap bisa berjalan dengan lancar. Ini semua berkat dukungan dari pemerintah provinsi, kemudian dari PT. Astra dan kemudian beberapa sponsorship, masyarakat, LMDH dan petani-petani yang bersedekah durian, saya terima kasih," lanjut Mas Ipin, sapaan Bupati Arifin.
Ia menjelaskan, konsep festival durian bertema "metri duren" atau "kenduri durian" ini adalah mengembalikan adat Kejawen (Jawa) yakni bagaimana masyarakat di kawasan agrowisata durian bersedekah dari hasil panen.
"Termasuk juga upacara metri, bagaimana cara menanam. Ini juga ada pesan lingkungannya bahwa ketika kita menjaga alam, alam akan memberikan kita rejeki, salah satunya buah-buahan," tuturnya.
Mas Ipin, salah satu tujuan dari penyelenggaraan IDF 2024 adalah sebagai ajang untuk lebih mengenalkan Desa Wisata Durensari sebagai produsen durian terbesar, bukan hanya di Trenggalek, tapi juga se-Asia Tenggara.
Desa Wisata Durensari telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebagai International Durio Forestry (IDF) atau hutan durian seluas 650 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Ribuan durian yang sebelumnya disusun menyerupai tumpeng raksasa atau tumpeng besar setinggi tiga meter dibagikan secara cuma-cuma kepada para pengunjung dengan sistem kupon.
Digelar mulai pukul 09.00 WIB, tumpeng durian yang berukuran lebih kecil sebelumnya diarak keliling desa, dengan seremoni menggunakan adat Jawa tradisional hingga sampai di lokasi agrowisata Watulawang.
Dipandu tokoh adat setempat, rangkaian acara bertajuk "metro durian" Itu dipimpin langsung oleh Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin diiringi jajaran Forkopimda setempat.
"Metri atau sedekah selamatan durian sendiri dilakukan dalam rangka mengembalikan kembali adat istiadat yang dilakukan para pendahulu. Bersedekah hasil bumi dalam hal ini buah durian," kata Bupati Nur Arifin dalam pidato sambutannya usai ritual memandikan durian dan menanam bibit durian lokal hasil persilangan durian unggulan setempat.
Dikatakan, festival durian tahun ini digelar sedikit mundur dari jadwal yang direncanakan sebelumnya, karena panen raya bersamaan dengan bulan Ramadhan.
"Terima kasih sekali bisa terselenggara. Harusnya Ramadhan kemarin, tapi karena panen raya bertepatan Ramadhan, akhirnya agak mundur," katanya.
Panitia dan masyarakat adat kemudian menyepakati gelaran festival durian digelar setelah Lebaran Ketupat.
"Alhamdulillah, kenduri durian akhirnya tetap bisa berjalan dengan lancar. Ini semua berkat dukungan dari pemerintah provinsi, kemudian dari PT. Astra dan kemudian beberapa sponsorship, masyarakat, LMDH dan petani-petani yang bersedekah durian, saya terima kasih," lanjut Mas Ipin, sapaan Bupati Arifin.
Ia menjelaskan, konsep festival durian bertema "metri duren" atau "kenduri durian" ini adalah mengembalikan adat Kejawen (Jawa) yakni bagaimana masyarakat di kawasan agrowisata durian bersedekah dari hasil panen.
"Termasuk juga upacara metri, bagaimana cara menanam. Ini juga ada pesan lingkungannya bahwa ketika kita menjaga alam, alam akan memberikan kita rejeki, salah satunya buah-buahan," tuturnya.
Mas Ipin, salah satu tujuan dari penyelenggaraan IDF 2024 adalah sebagai ajang untuk lebih mengenalkan Desa Wisata Durensari sebagai produsen durian terbesar, bukan hanya di Trenggalek, tapi juga se-Asia Tenggara.
Desa Wisata Durensari telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebagai International Durio Forestry (IDF) atau hutan durian seluas 650 hektare.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024