Malang - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, optimis dengan gaya kepemimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru, Abraham Samad, dan mendukung penuh dalam penuntasan kasus korupsi besar, seperti kasus Bank Century. "Saya optimis dengan kepemimpinan baru KPK, dan saya yakin Abraham mampu menuntaskan sejumlah kasus korupsi di Indonesia, sebab dia masih muda dan bersemangat," kata Gus Sholah saat ditemui usai menerima gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Sabtu. Gus Sholah mengaku, apabila Abraham tidak mampu menyelesaikan sejumlah kasus korupsi di Indonesia, sama halnya membunuh masa depannya sendiri, sebab sebelum terpilih dia sudah berjanji kepada publik untuk menyelesaikan sejumlah kasus besar seperti Bank Century. "Saya sangat percaya dan optimis jika Abraham Samad mampu mengungkap kasus korupsi di Indonesia, terutama kasus Bank Century. Dan apabila gagal, maka masa depannya akan hancur karena dia masih muda," ujar Gus Sholah yang juga merupakan adik kandung Gus Dur tersebut. Oleh karena itu, Gus Sholah juga menaruh harapan besar pada pimpinan baru KPK untuk bisa mengungkap semua kasus korupsi, sehingga Indonesia akan terbebas dari korupsi. Sementara itu Gus Sholah mengaku, dalam menuntaskan sejumlah kasus korupsi di Indonesia perlu ditekankan pendidikan moral dan karakter, sebab moral itu sangat penting karena berkaitan langsung kejujuran seseorang. Sebelumnya, Ketua KPK, Abraham Samad terpilih melalui pemungutan suara yang dilakukan oleh Komisi III DPR, dan mengungguli empat calon ketua lainnnya, Busyro Muqoddas, Bambang Widjojanto, Adnan Pandupradja dan Zulkarnain. Abraham didukung 43 anggota Komisi III DPR, sedangkan Busyro Muqoddas didukung 5 anggota DPR, Bambang Widjojanto 4 anggota, Zulkarnain 3 suara, dan Adnan Pandupradja didukung 1 suara. Usai terpilih, Abraham Samad berjanji akan bekerja secara maksimal dalam rangka pemberantasan korupsi, dan tidak akan terlalu sering muncul di media dalam melaksanakan tugasnya. "Seyogyanya orang yang bekerja dalam pemberantasan korupsi harus "silent" karena yang kita hadapi "white colour crime"," kata Abraham Samad sebelum menjalani uji kepatutan dan kelayakan calon pimpinan KPK oleh Komisi III DPR RI, di gedung DPR RI, di Jakarta. Ia menambahkan, dirinya dalam menjalankan tugas tak mau terjebak dengan menyebutkan kasus atau nama orang karena terlalu politis. "Sebagai orang hukum, saya selalu berbicara fakta. Saya baru bisa mengatakan ini dan itu kalau sudah melihat fakta hukumnya. Saya sebagai seorang hukum tidak boleh terlalu banyak bicara tapi yang terpenting adalah tindakan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011