Manajemen Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara (GSN), Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya mencatat berdasarkan data kedatangan dan keberangkatan, per Jumat (5/4) atau H-5 Idul Fitri 1445 Hijriah, jumlah pemudik mencapai 81.562 penumpang.
"Kami mencatat arus kedatangan dan keberangkatan hingga H-5 kemarin itu sudah mencapai 81.561 jiwa," kata General Manager Kalimas dan Terminal Penumpang GSN Dhany Rachmad Agustian kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
Total jumlah penumpang turun atau kedatangan pada periode H-15 hingga H-5 pada momen mudik Lebaran tahun 2024 sebanyak 57.176 orang. Sedangkan untuk penumpang naik atau keberangkatan 24.386 orang.
Angka penumpang pada arus mudik tahun ini di H-15 hingga H-5 lebih tinggi ketimbang tahun 2023 di periode yang sama.
Jumlah penumpang turun atau kedatangan pada periode tersebut di tahun 2023 total sebesar 48.906 orang. Sedangkan untuk penumpang naik atau keberangkatan sebanyak 21.216 orang.
Dia menyatakan untuk puncak arus mudik di Terminal Penumpang tahun 2024 terjadi pada H-7 atau Rabu (3/4), dengan rincian penumpang naik 2.186 orang dan penumpang turun 12.405 orang.
"Saat puncak mudik kemarin itu jumlah total keseluruhan mencapai 14.591 penumpang," ujarnya.
Dia menyatakan selama berjalan arus mudik 2024 sudah ada 37 kapal dari operator yang bersandar di pelabuhan itu.
"Data sementara yang cukup dominan itu rute tiga besarnya adalah Banjarmasin, Makassar, dan Balikpapan," kata dia.
Selain itu, Dhany menyatakan pihaknya mempersiapkan mekanisme pengamanan untuk menunjang kelancaran arus mudik masyarakat bersama jajaran TNI-Polri dan Basarnas.
Kemudian untuk segi kesehatan, pihaknya bekerja sama dengan Rumah Sakit PHC. Petugas disiagakan di kantor kesehatan pelabuhan berserta satu unit ambulans.
"Jumlahnya shift itu kami perkirakan sekitar di angka 60-an petugas. Total personel sekitar 220 orang, kalau petugas kesehatan setiap sesi ada tiga orang," kata dia.
Sementara, salah seorang pemudik rute Surabaya-Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), bernama Fajrin Nur menyebut memilih transportasi laut untuk mudik karena lebih nyaman dalam perjalanan.
"Kalau lewat darat lebih melelahkan, Surabaya-Banyuwangi sekitar 8-9 jam tetapi kalau pakai kapal meski 22 jam dan tetapi bisa istirahat," ujarnya.
Apalagi tujuan mudiknya adalah Kota Bima, NTB, alhasil dia pun masih harus menempuh perjalan darat sekitar 10 hingga 11 jam dari Lombok.
"Saya sama keluarga besar, empat mobil ini sekitar 20 orang ikut," ucapnya.
Pemudik lainnya, bernama Riswandi mengatakan tujuan mudiknya adalah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Ini baru sampai di Tanjung Perak dari Banjarmasin, terus lanjut ke Banjarnegara," ucap dia.
Dia menyatakan baru pertama kalinya mudik menggunakan kapal, sebab sudah tak mendapatkan tiket pesawat.
"Perjalanan sekitar 30 jam, alhamdullilah lancar. Kalau tahun-tahun sebelumnya naik pesawat," tutur dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami mencatat arus kedatangan dan keberangkatan hingga H-5 kemarin itu sudah mencapai 81.561 jiwa," kata General Manager Kalimas dan Terminal Penumpang GSN Dhany Rachmad Agustian kepada wartawan di Surabaya, Sabtu.
Total jumlah penumpang turun atau kedatangan pada periode H-15 hingga H-5 pada momen mudik Lebaran tahun 2024 sebanyak 57.176 orang. Sedangkan untuk penumpang naik atau keberangkatan 24.386 orang.
Angka penumpang pada arus mudik tahun ini di H-15 hingga H-5 lebih tinggi ketimbang tahun 2023 di periode yang sama.
Jumlah penumpang turun atau kedatangan pada periode tersebut di tahun 2023 total sebesar 48.906 orang. Sedangkan untuk penumpang naik atau keberangkatan sebanyak 21.216 orang.
Dia menyatakan untuk puncak arus mudik di Terminal Penumpang tahun 2024 terjadi pada H-7 atau Rabu (3/4), dengan rincian penumpang naik 2.186 orang dan penumpang turun 12.405 orang.
"Saat puncak mudik kemarin itu jumlah total keseluruhan mencapai 14.591 penumpang," ujarnya.
Dia menyatakan selama berjalan arus mudik 2024 sudah ada 37 kapal dari operator yang bersandar di pelabuhan itu.
"Data sementara yang cukup dominan itu rute tiga besarnya adalah Banjarmasin, Makassar, dan Balikpapan," kata dia.
Selain itu, Dhany menyatakan pihaknya mempersiapkan mekanisme pengamanan untuk menunjang kelancaran arus mudik masyarakat bersama jajaran TNI-Polri dan Basarnas.
Kemudian untuk segi kesehatan, pihaknya bekerja sama dengan Rumah Sakit PHC. Petugas disiagakan di kantor kesehatan pelabuhan berserta satu unit ambulans.
"Jumlahnya shift itu kami perkirakan sekitar di angka 60-an petugas. Total personel sekitar 220 orang, kalau petugas kesehatan setiap sesi ada tiga orang," kata dia.
Sementara, salah seorang pemudik rute Surabaya-Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), bernama Fajrin Nur menyebut memilih transportasi laut untuk mudik karena lebih nyaman dalam perjalanan.
"Kalau lewat darat lebih melelahkan, Surabaya-Banyuwangi sekitar 8-9 jam tetapi kalau pakai kapal meski 22 jam dan tetapi bisa istirahat," ujarnya.
Apalagi tujuan mudiknya adalah Kota Bima, NTB, alhasil dia pun masih harus menempuh perjalan darat sekitar 10 hingga 11 jam dari Lombok.
"Saya sama keluarga besar, empat mobil ini sekitar 20 orang ikut," ucapnya.
Pemudik lainnya, bernama Riswandi mengatakan tujuan mudiknya adalah Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Ini baru sampai di Tanjung Perak dari Banjarmasin, terus lanjut ke Banjarnegara," ucap dia.
Dia menyatakan baru pertama kalinya mudik menggunakan kapal, sebab sudah tak mendapatkan tiket pesawat.
"Perjalanan sekitar 30 jam, alhamdullilah lancar. Kalau tahun-tahun sebelumnya naik pesawat," tutur dia.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024