Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mencatat bahwa angka kasus masyarakat terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD) pada periode Januari hingga Maret 2024 sebanyak 47 orang.

"Kalau di Surabaya yang dirawat karena DBD ada 47 orang, itu akumulasi dari Januari 2024," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa.

Para pasien DBD tersebut dirawat di beberapa rumah sakit di wilayah kota setempat.

"Alhamdullilah tidak ada yang meninggal, pasien campur anak dan dewasa," ucapnya.

Angka akumulasi kasus tersebut, kata Eri membuat Kota Surabaya masih masuk dalam kategori aman dari ancaman DBD.

Namun, upaya penanganan terus diperkuat agar angka kasus tidak bertambah, upayanya adalah dengan menggencarkan penyuluhan kepada masyarakat melalui kader PKK dan Surabaya.

"Semuanya terus bergerak menjaga lingkungannya masing-masing," ujarnya.

Langkah dilakukan adalah dengan mencegah tumpukan barang hingga menguras bak penampungan air untuk mencegah munculnya jentik nyamuk. 

Terlebih Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mendeteksi laju kasus DBD di Indonesia hingga Maret 2024 mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat ketimbang di periode yang sama tahun 2023.

Karena itu, beberapa upaya pencegahan DBD adalah dengan rutin menguras tempat penampungan air hingga tidak menyimpan barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Eri pun berharap seluruh upaya yang sudah dilakukan secara masif bisa mencegah kemunculan kasus DBD di kota setempat.

"Kinerja kader dampaknya luar biasa, sehingga meskipun demam berdarah di wilayah lain naik, di Surabaya masih aman dan terkendali," kata dia.

Sementara, Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya Juliana Eva Wati meminta pemkot melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat agar meningkatkan intensitas sosialisasi dan edukasi soal DBD kepada para pelajar.

"Sehingga kasusnya tidak meningkatkan seperti di daerah lain," kata Jeje, sapaan akrabnya.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Chandra Hamdani Noor


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024