Dinas Pendidikan Jawa Timur mengupayakan segera merenovasi SMAN 1 Sangkapura, Bawean, Gresik, yang terdampak gempa berkekuatan magnitudo 6,5 pada 22 Maret 2024.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai dalam keterangan di Surabaya, Senin, mengatakan ruang laboratorium komputer, ruang kelas XII IPA dan ruang kelas lainnya hingga ruang guru yang mengalami kerusakan cukup berat akibat gempa.

"Saat pertama melihat, sangat menyedihkan karena tidak seperti yang kita lihat di media sosial. Ternyata lebih parah. Hampir semua kelas mengalami kerusakan. Informasi yang saya dapat dari kepala sekolah, dari 24 kelas, 22 kelas mengalami kerusakan, termasuk sejumlah komputer tidak bisa digunakan lagi karena tertimpa plafon," ujarnya.

Aries memerintahkan kepala sekolah untuk menggelar pembelajaran secara daring, sebab jika dipaksakan untuk sekolah tatap muka, akan sangat membahayakan siswa dan guru. Apalagi saat ini gempa masih terus terjadi, meski dengan intensitas kecil.

"Insya Allah dalam waktu yang tidak lama, akan segera kami laporkan ke Bapak Pj Gubernur, dan akan ditindaklanjuti apa yang akan menjadi langkah provinsi, dan apa-apa yang menjadi langkah pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi," katanya.

Baca juga: Gusdurian nilai warga terdampak gempa di Bawean masih butuh sembako

Terkait renovasi, Aries mengatakan kemungkinan besar tidak bisa dilakukan dalam waktu dekat ini. Sebab berdasar informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)hingga sekarang masih terus terjadi gempa susulan.

"Kami akan terus menunggu informasi dari BPBD dan BMKG untuk mendapat informasi terkini. Jika dirasa sudah aman, tidak ada gempa susulan lagi, rehab rekon akan kami lakukan agar siswa bisa secepatnya melakukan proses pembelajaran dengan normal," katanya.

Untuk sarana dan prasarana yang rusak seperti fasilitas laboratorium, Aries menegaskan Pemprov Jatim akan menggantinya dengan yang baru.

Apalagi fasilitas lab komputer yang digunakan sudah tergolong komputer lama, sehingga memerlukan peremajaan komputer baru yang menggunakan teknologi baru, sehingga kemampuan siswa bisa mengikuti perkembangan teknologi informasi.

Sementara itu, Kepala SMAN 1 Sangkapura, Afandi mengatakan gempa bumi yang mengguncang Bawean pekan lalu mengakibatkan proses belajar mengajar tidak bisa dilaksanakan, seperti tidak bisa melakukan penilaian sumatif akhir jenjang (PSAJ) dan siswa batal mengikuti Olimpiade tingkat Kabupaten Gresik.

Baca juga: Pj Gubernur Jatim prioritaskan pemenuhan kebutuhan dasar korban gempa

Saat ini, kata Afandi, proses belajar juga sudah dialihkan secara daring sesuai instruksi dari Dinas Pendidikan Jatim. Termasuk nanti juga akan menggelar ujian secara daring juga.

"Saat gempa terjadi, seluruh siswa sudah pulang semua. Hanya ada beberapa guru saja. Dan Alhamdulillah semua selamat," katanya.

Sekretaris BPBD Jatim, Andhika Nurahmad mengatakan setelah kunjungan ini, Dindik Jatim akan melakukan rapat bersama dengan BPBD, Bappeda dan Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Jatim.

Nanti akan ada tim teknis yang datang lagi ke SMAN 1 Sangkapura, untuk menghitung kebutuhan anggarannya.

"Jadi nanti akan di assesmen gedungnya. Apakah cukup direnovasi atau dihancurkan dan dibangun total. Itu tim teknis dari Dinas Cipta Karya yang bisa menentukan. Yang jelas, karena ini mekanismenya karena bencana, dan sudah ada surat tanggap darurat dari Bupati Gresik, Insya Allah pembangunannya bisa menggunakan dari BTT (Biaya Tidak Terduga) dari Pemprov Jatim," katanya.

Usulan BTT ini, kata Andhika, melalui BPBD Jatim. Oleh karena itu, BPBD dilibatkan dalam penanganan bencana di SMAN 1 Sangkapura.

Baca juga: Tokoh Bawean desak pengusaha kapal turunkan tarif tiket untuk kemanusiaan

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Rachmat Hidayat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024