Polres Sumenep, Jawa Timur mengirim bantuan kemanusiaan untuk korban banjir di Jawa Tengah berupa perlengkapan perorangan hasil sumbangan dari anggota dan masyarakat di wilayah itu.
"Ini kami lakukan atas kesadaran kami secara nurani untuk meringankan beban para korban banjir di sana," kata Kapolres Sumenep AKBP Henri Noveri Santoso saat melepas pemberangkatan pengiriman bantuan itu di Mapolres Sumenep, Kamis.
Kapolres menjelaskan bantuan yang diberikan sekadarnya saja, sesuai dengan kemampuan dan hasil penggalangan yang dilakukan oleh Polres Sumenep.
"Kami berharap tidak dinilai dari sisi jumlah, ini sebagai komitmen dan kepedulian kami," ujarnya.
Sebelumnya Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan ribuan hektare lahan pertanian di sejumlah kabupaten terancam mengalami gagal panen akibat banjir yang menerjang areal persawahan.
Kepala Distanbun Jateng Supriyanto di Semarang, Selasa, menyampaikan lahan pertanian yang tergenang banjir itu berada di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Jepara dan Pati.
Dari data yang dirilis per 15 Maret 2024 oleh institusi itu tercatat 4.381 hektare lahan tanaman padi di Kabupaten Grobogan terdampak banjir dengan umur tanaman padi 5-100 hari setelah tanam (HST).
"Lahan jagung seluas 152 ha juga terdampak banjir di Grobogan. Komoditas bawang merah juga. Lahan yang terkena banjir seluas 84 hektare.
Di Demak, setidaknya 162 hektare lahan padi tergenang banjir dengan umur padi 10-90 HST, kemudian lahan bawang merah seluas 765,76 ha juga terdampak banjir.
Di Kabupaten Kudus, sebanyak 2.776 hektare lahan padi dengan umur 10 hingga 90 HST terdampak banjir, kemudian sejumlah komoditas lainnya, seperti melon dan cabai.
Sedangkan di Jepara, lanjut dia, tercatat lahan padi seluas 1.989 ha dengan umur 30 hingga 80 HST yang tergenang banjir. Dampak terparah terhadap lahan pertanian sebenarnya adalah Pati, yakni sebanyak 6.961,4 ha lahan padi di Pati tergenang banjir.
Mengenai penyebab banjir, demikian Kepala Distanbun Jateng Supriyanto, karena intensitas hujan yang tinggi menjadi salah satu penyebab banjir yang berdampak pada lahan pertanian di pesisir utara Jawa Tengah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Ini kami lakukan atas kesadaran kami secara nurani untuk meringankan beban para korban banjir di sana," kata Kapolres Sumenep AKBP Henri Noveri Santoso saat melepas pemberangkatan pengiriman bantuan itu di Mapolres Sumenep, Kamis.
Kapolres menjelaskan bantuan yang diberikan sekadarnya saja, sesuai dengan kemampuan dan hasil penggalangan yang dilakukan oleh Polres Sumenep.
"Kami berharap tidak dinilai dari sisi jumlah, ini sebagai komitmen dan kepedulian kami," ujarnya.
Sebelumnya Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan ribuan hektare lahan pertanian di sejumlah kabupaten terancam mengalami gagal panen akibat banjir yang menerjang areal persawahan.
Kepala Distanbun Jateng Supriyanto di Semarang, Selasa, menyampaikan lahan pertanian yang tergenang banjir itu berada di Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Jepara dan Pati.
Dari data yang dirilis per 15 Maret 2024 oleh institusi itu tercatat 4.381 hektare lahan tanaman padi di Kabupaten Grobogan terdampak banjir dengan umur tanaman padi 5-100 hari setelah tanam (HST).
"Lahan jagung seluas 152 ha juga terdampak banjir di Grobogan. Komoditas bawang merah juga. Lahan yang terkena banjir seluas 84 hektare.
Di Demak, setidaknya 162 hektare lahan padi tergenang banjir dengan umur padi 10-90 HST, kemudian lahan bawang merah seluas 765,76 ha juga terdampak banjir.
Di Kabupaten Kudus, sebanyak 2.776 hektare lahan padi dengan umur 10 hingga 90 HST terdampak banjir, kemudian sejumlah komoditas lainnya, seperti melon dan cabai.
Sedangkan di Jepara, lanjut dia, tercatat lahan padi seluas 1.989 ha dengan umur 30 hingga 80 HST yang tergenang banjir. Dampak terparah terhadap lahan pertanian sebenarnya adalah Pati, yakni sebanyak 6.961,4 ha lahan padi di Pati tergenang banjir.
Mengenai penyebab banjir, demikian Kepala Distanbun Jateng Supriyanto, karena intensitas hujan yang tinggi menjadi salah satu penyebab banjir yang berdampak pada lahan pertanian di pesisir utara Jawa Tengah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024