Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mempersiapkan skema pengembangan kawasan kota lama dengan memasukkan Langgar Gipo yang berlokasi di Jalan Kalimas Udik, Ampel sebagai salah satu destinasi.

"Ini untuk menghormati kakek dan guru-guru kami, saya kembangkan Langgar Gipo di Jalan Kalimas menjadi Kawasan Langgar Gipo," kata Eri di Surabaya, Senin.

Langkah pengembangan itu disampaikan Eri kepada Yayasan Insan Keturunan Sagipoddin (IKSA) dalam pertemuan yang digelar di Balai Kota Surabaya.

"Saya akan bangun sebagai cagar budaya," ujarnya.

Kemudian, kata dia ketika pengerjaan selesai keseluruhan, maka Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyerahkan pengelolaan kepada dzuriyah atau keturunan dari Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pertama, KH Hasan Gipo.

"Langgar Gipo itu sangat bersejarah, karena tidak hanya ada langgar atau musholla tetapi ada sumur penggemblengan arek-arek suroboyo, bunker, dan lantai atas untuk tempat singgah jamaah haji saat masih pakai kapal laut. Lantai atas akan kami jadikan museum dan ruang pertemuan bagi pengunjung," ucapnya.

Sementara, Ketua Yayasan IKSA HA Wachid Zein mengapresiasi langkah wali kota dalam upaya menjaga eksistensi Langgar Gipo.

Oleh karena itu, dia memastikan membantu pengembangan kawasan tersebut dengan mempertahankan nilai sejarah yang ada.

"Kami siap diajak koordinasi karena Langgar Gipo memang tidak hanya memiliki bentuk fisik sebagai tempat ibadah yang menjadi milik keluarga, tetapi Hasan Gipo itu milik umat atau warga kota. Kami berterima kasih karena mbah Hasan Gipo memang memiliki ikatan sejarah yang kuat dengan kota ini," katanya.

Diketahui, Langgar Sagipodin atau Gipo didirikan oleh keluarga Sagipoddin sekitar tahun 1700-an oleh Abdul Latif bin Kamal bin Kadirun, seorang saudagar kaya di kawasan kampung elit Ngampel. 

Langgar Sagipodin dibangun dengan kayu jati kuno dan tegel terakota.

Langgar Sagipoddin baru direnovasi ulang sekitar tahun 1800-an, memiliki 2 lantai dan berdiri di atas lahan sekitar 100 meter persegi. Hasan Gipo tak banyak ditulis dalam sejarah perjuangan bangsa, karena situs makam Hasan Gipo baru ditemukan di kompleks pemakaman Ngampel pada tahun 2015. 

Langgar Gipo bukan hanya tempat shalat namun juga lokasi berkumpulnya para Kyai dan tokoh pergerakan, seperti Kyai Wahab Hasbullah, KH. Mas Mansur, Hasan Gipo, HOS Tjokroaminoto, dan Soekarno.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024