Bojonegoro - Sebanyak 1.219 haji asal Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pulang dari Tanah Suci secara bertahap dan tidak dalam waktu bersamaan, karena terbagi dalam beberapa kloter.
"Haji kloter 58 yang jumlahnya 37 orang langsung minta dipulangkan ke Bojonegoro, setelah tiba di Juanda, Surabaya, tidak mau menunggu rombongan haji kloter 59 sebanyak 443 orang, " kata Sekretaris Penjemputan Haji Bojonegoro, Muhaimin, Kamis.
Ia menjelaskan, rencananya rombongan haji asal Bojonegoro yang dijemput hari ini yaitu kloter 58 sebanyak 37 orang dan rombongan haji kloter 59 sebanyak 443 orang. Karena rombongan kloter 58 yang satu rombongan dengan haji asal Tuban, datang lebih dulu di Juanda Surabaya, kepulangan haji dua kloter itu, tidak bisa bersamaan.
"Haji kloter 58 tidak mau menunggu dulu di Surabaya, menunggu kloter berikutnya dan langsung minta pulang ke Bojonegoro, " katanya mengungkapkan.
Karena itu, lanjut Muhaimin yang juga Kepala Bidang Keagamaan dan Organisasi Sosial Disnakertransos itu, rombongan haji kloter 58 itu, dari Surabaya ke Bojonegoro, diangkut dengan satu bus, termasuk barang-barangnya.
"Rombongan haji kloter 58, masuk Bojonegoro, pukul 10.45 WIB, " jelasnya.
Sementara itu, katanya, rombongan haji kloter 59 sebanyak 443 orang dijemput dengan 10 bus, lengkap dengan sejumlah truk yang mengangkut barang-barang, dijadwalkan masuk Bojonegoro, pukul 15.00 WIB.
Namun, lanjutnya, kepulangan rombongan haji lainnya asal Bojonegoro yang masuk kloter 61 dengan jumlah 445 orang diangkut dengan sembilan bus dan kloter 62 sebanyak 294 orang, diangkut lima bus, masing-masing masuk Bojonegoro, Jumat (2/12) pukul 08.00 WIB dan pukul 15.00 WIB.
"Kepulangan haji pertama Bojonegoro terlambat satu jam, karena mundurnya jadwal keberangkatan dari Tanah Suci, " ucapnya.
Ia menambahkan, karena kepulangan haji Bojonegoro berjalan bertahap, proses penjemputan yang dilakukan dari pihak keluarga tidak terlalu memadati kantor pemkab.
"Apalagi penjemput dari keluarga yang boleh masuk ke halaman kantor pemkab hanya satu orang, " katanya menjelaskan. (*).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011