Sebanyak empat unit kapal feri rute Jangkar (Situbondo) ke beberapa kepulauan di Kabupaten Sumenep, Madura, tertahan di Pelabuhan Kalianget sejak Kamis (14/3) akibat cuaca buruk gelombang tiga meter dan kecepatan angin di Selat Madura mencapai 50 knot.
Manajer PT Dharma Dwipa Utama (DDU) Maman Surachman saat dihubungi dari Situbondo, Jawa Timur, Jumat, mengatakan, KMP Dharma Kartika dan KMP Wicitra Dharma I serta KMP Munggiyango Hulalo dan KMP Dharma Bahari Sumekar III tertahan dan tidak bisa melakukan pelayaran karena cuaca cukup ekstrem.
"Empat kapal feri semuanya tertahan di Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep, karena sejak Kamis (14/3) kemarin sudah tidak bisa beroperasi karena cuaca buruk seperti peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG," katanya.
Maman menjelaskan, KMP Munggiyango Hulalo tujuan rute Kalianget-Kangean juga tertahan di Pelabuhan Kalianget karena tidak mendapatkan izin berlayar akibat cuaca buruk dengan gelombang mencapai dua hingga tiga meter dan kecepatan angin mencapai 30 knot.
Sejumlah penumpang KMP Munggiyango Hulalo masih tertahan di Kalianget dan menginap di penginapan di kawasan pelabuhan sembari menunggu cuaca kembali normal.
"Kami memilih menunda tidak beroperasi dan menunggu cuaca membaik. Sesuai surat edaran BMKG mengenai prakiraan cuaca buruk berlangsung hingga 18 Maret mendatang," kata Maman.
Sementara itu, Wakil Koordinator Satuan Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Jangkar, Situbondo, Ahmad Rozikin mengatakan untuk kapal feri lintasan Jangkar-Kalianget, Jangkar-Raas, Jangkar-Sapudi dan Jangkar-Kangean dan sebaliknya sampai dengan hari ini belum bisa beroperasi karena cuaca buruk.
"Kalau kapal feri dari Jangkar ke beberapa kepulauan di Kabupaten Sumenep, belum bisa kami izinkan berlayar. Kapal feri tertahan di Pelabuhan Kalianget sampai hari ini," katanya.
Rozikin mengaku, kapal feri lintasan Jangkar-Madura tidak bisa berlayar karena selain spesifikasi kapal tidak mampu menerobos gelombang tiga meter, juga mempertimbangkan kapal di lintasan tersebut mayoritas mengangkut orang.
"Berbeda dengan kapal feri rute Jangkar-Lembar, ada tiga kapal memiliki spesifikasi mampu menerjang gelombang hingga tiga meter," katanya.
Sesuai surat edaran dari BMKG sejak Rabu (13/3) sore, pelabuhan penyeberangan dari Situbondo ke beberapa kepulauan di Kabupaten Sumenep, Madura dan Situbondo ke Lembar ditutup sementara karena cuaca buruk angin kencang dan gelombang tinggi hingga tiga meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Manajer PT Dharma Dwipa Utama (DDU) Maman Surachman saat dihubungi dari Situbondo, Jawa Timur, Jumat, mengatakan, KMP Dharma Kartika dan KMP Wicitra Dharma I serta KMP Munggiyango Hulalo dan KMP Dharma Bahari Sumekar III tertahan dan tidak bisa melakukan pelayaran karena cuaca cukup ekstrem.
"Empat kapal feri semuanya tertahan di Pelabuhan Kalianget, Kabupaten Sumenep, karena sejak Kamis (14/3) kemarin sudah tidak bisa beroperasi karena cuaca buruk seperti peringatan yang dikeluarkan oleh BMKG," katanya.
Maman menjelaskan, KMP Munggiyango Hulalo tujuan rute Kalianget-Kangean juga tertahan di Pelabuhan Kalianget karena tidak mendapatkan izin berlayar akibat cuaca buruk dengan gelombang mencapai dua hingga tiga meter dan kecepatan angin mencapai 30 knot.
Sejumlah penumpang KMP Munggiyango Hulalo masih tertahan di Kalianget dan menginap di penginapan di kawasan pelabuhan sembari menunggu cuaca kembali normal.
"Kami memilih menunda tidak beroperasi dan menunggu cuaca membaik. Sesuai surat edaran BMKG mengenai prakiraan cuaca buruk berlangsung hingga 18 Maret mendatang," kata Maman.
Sementara itu, Wakil Koordinator Satuan Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Jangkar, Situbondo, Ahmad Rozikin mengatakan untuk kapal feri lintasan Jangkar-Kalianget, Jangkar-Raas, Jangkar-Sapudi dan Jangkar-Kangean dan sebaliknya sampai dengan hari ini belum bisa beroperasi karena cuaca buruk.
"Kalau kapal feri dari Jangkar ke beberapa kepulauan di Kabupaten Sumenep, belum bisa kami izinkan berlayar. Kapal feri tertahan di Pelabuhan Kalianget sampai hari ini," katanya.
Rozikin mengaku, kapal feri lintasan Jangkar-Madura tidak bisa berlayar karena selain spesifikasi kapal tidak mampu menerobos gelombang tiga meter, juga mempertimbangkan kapal di lintasan tersebut mayoritas mengangkut orang.
"Berbeda dengan kapal feri rute Jangkar-Lembar, ada tiga kapal memiliki spesifikasi mampu menerjang gelombang hingga tiga meter," katanya.
Sesuai surat edaran dari BMKG sejak Rabu (13/3) sore, pelabuhan penyeberangan dari Situbondo ke beberapa kepulauan di Kabupaten Sumenep, Madura dan Situbondo ke Lembar ditutup sementara karena cuaca buruk angin kencang dan gelombang tinggi hingga tiga meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024