Surabaya - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur menyoroti pemeliharaan dan perkembangan sejumlah jembatan yang tersebar di Jatim. "Kasus runtuhnya Jembatan Mahakam II Kutai Kartanegara menjadi acuan pemeliharaan serta bahan evaluasi jembatan di Jatim," ujar anggota Komisi D DPRD Jatim Irwan Setiawan di Kantor DPRD Jatim, Jalan Indrapura Surabaya, Rabu. Komisi yang membidangi pembangunan ini dalam waktu dekat akan memanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Jawa Timur untuk membahas dan membicarakan pemeliharaan sebagai antisipasi jembatan. "Harus ada catatan jembatan mana saja di Jatim yang kondisinya mengenaskan. Tapi jembatan yang kondisinya terlihat bagus juga harus diperhatikan," tukas legislator asal Partai Keadilan Sejahtera itu. Dijelaskannya, jembatan yang perlu diantisipasi diantaranya jembatan di atas sungai Brantas dan Jembatan Suramadu. Ia mencontohkan jembatan di sepanjang Sungai Brantas Brantas yang dalam perkembangannya banyak dilakukan aktifitas penambangan pasir yang setiap tahunnya mencapai 2,3 juta meter kubik. "Hal ini mengakibatkan adanya penurunan dasar sungai dan bentuk sungai serta kerusakan tanggul, maupun tebing," jelas dia. Sementara itu, pihaknya juga menyoroti alokasi anggaran untuk jembatan di APBD jatim yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Pada APBD 2012, anggaran pemeliharaan jembatan hanya dialokasikan sekitar Rp27 miliar untuk 11 jembatan. Padahal, dengan jumlah jembatan yang mencapai 25 jembatan, maka anggaran yang ada paling tidak diatas Rp50 miliar. Sedangkan, anggota Komisi D DPRD Jatim lainnya, Agus Maimun mengungkapkan, untuk mengantisipasi runtuhnya jembatan, maka perlu diadakan perawatan berkala. "Termasuk harus diperhatikannya kendaraan yang melintasi jembatan, sebab bisa merusak. Karena itu kami pasti berusaha mendorong anggaran yang cukup, paling tidak untuk perawatan berkala," kata politisi PAN tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011