Dosen Departemen Matematika Fakultas Sains dan Analitika Data Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Muhammad Luthfi Shahab, S.Si., M.Si., bersama timnya menjuarai kompetisi Pioneers 4.0 Hackathon Series di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu.
Shahab, sapaan akrabnya, dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu, menceritakan bersama lima rekannya dari beberapa universitas di Uni Emirat Arab yang tergabung dalam satu tim mencoba menyelesaikan permasalahan optimalisasi jadwal produksi teh pada industri minuman herbal.
Awalnya, Shahab dan tim mencoba untuk menganalisis permasalahan yang diberikan dan mencari metode untuk dapat menyelesaikannya.
"Akhirnya proses metode rule-based (berbasis aturan) dipilih dibandingkan metode pemrograman linear," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa metode itu dipilih karena data yang diberikan dalam permasalahan tersebut cukup besar dan memiliki banyak constraint atau batasan.
Selain itu, setiap tim harus menjadwalkan secara detail proses produksi teh yang dimulai dari gudang, tempat penampungan bahan baku, hingga tahap pengemasan produk.
Baca juga: ITS-Unicef latih 2.000 generasi muda Jatim kemampuan digital
Alumnus S2 Matematika ITS tersebut menerangkan metode rule-based bekerja dengan cara memberikan syarat atau aturan agar kegiatan dapat berjalan. Tak hanya itu, metode ini juga dapat menentukan kegiatan berikutnya apabila suatu kegiatan telah selesai.
“Dengan metode ini, penjadwalan produksi dapat disusun lebih simpel tanpa mengesampingkan constraint atau batasan yang ada,” ujar Shahab yang bertindak sebagai programmer utama di tim.
Alhasil, Shahab dan tim berhasil menginovasikan model optimasi berbasis aturan yang mampu mengintegrasikan semua kondisi sesuai kebutuhan pihak industri.
Pada kompetisi yang digelar selama tiga hari ini, dosen asal Malang tersebut bersama timnya berhasil meraih juara pertama dan berhak memperoleh hadiah sebesar 25 ribu Dirham atau kurang lebih setara dengan Rp105 juta.
Selain Shahab, tim ini juga beranggotakan lima orang lainnya. Yakni Siti Maghfirotul Ulyah (PhD Mathematics, Khalifa University), Sebastian Cavada (MSc Computer Vision, Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence), Sara Abdulbasit (BSc Networking Security, Ajman University), Mariam Alzaabi (MSc Computer Science, Khalifa University), dan Segni Desalegn (BSc Computer Science, Khalifa University).
Dosen yang kini menempuh program S3 di Khalifa University Abu Dhabi tersebut memaknai pencapaian ini sebagai upayanya dalam menambah pengalaman dan meningkatkan kompetensi.
Baginya, penghargaan tersebut merupakan pembuktian bahwa matematika dibutuhkan di seluruh bidang, termasuk dunia industri.
“Ke depannya, saya berharap semakin banyak prestasi yang diraih oleh sivitas akademika ITS, khususnya dari Departemen Matematika,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Shahab, sapaan akrabnya, dalam keterangan diterima di Surabaya, Rabu, menceritakan bersama lima rekannya dari beberapa universitas di Uni Emirat Arab yang tergabung dalam satu tim mencoba menyelesaikan permasalahan optimalisasi jadwal produksi teh pada industri minuman herbal.
Awalnya, Shahab dan tim mencoba untuk menganalisis permasalahan yang diberikan dan mencari metode untuk dapat menyelesaikannya.
"Akhirnya proses metode rule-based (berbasis aturan) dipilih dibandingkan metode pemrograman linear," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa metode itu dipilih karena data yang diberikan dalam permasalahan tersebut cukup besar dan memiliki banyak constraint atau batasan.
Selain itu, setiap tim harus menjadwalkan secara detail proses produksi teh yang dimulai dari gudang, tempat penampungan bahan baku, hingga tahap pengemasan produk.
Baca juga: ITS-Unicef latih 2.000 generasi muda Jatim kemampuan digital
Alumnus S2 Matematika ITS tersebut menerangkan metode rule-based bekerja dengan cara memberikan syarat atau aturan agar kegiatan dapat berjalan. Tak hanya itu, metode ini juga dapat menentukan kegiatan berikutnya apabila suatu kegiatan telah selesai.
“Dengan metode ini, penjadwalan produksi dapat disusun lebih simpel tanpa mengesampingkan constraint atau batasan yang ada,” ujar Shahab yang bertindak sebagai programmer utama di tim.
Alhasil, Shahab dan tim berhasil menginovasikan model optimasi berbasis aturan yang mampu mengintegrasikan semua kondisi sesuai kebutuhan pihak industri.
Pada kompetisi yang digelar selama tiga hari ini, dosen asal Malang tersebut bersama timnya berhasil meraih juara pertama dan berhak memperoleh hadiah sebesar 25 ribu Dirham atau kurang lebih setara dengan Rp105 juta.
Selain Shahab, tim ini juga beranggotakan lima orang lainnya. Yakni Siti Maghfirotul Ulyah (PhD Mathematics, Khalifa University), Sebastian Cavada (MSc Computer Vision, Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence), Sara Abdulbasit (BSc Networking Security, Ajman University), Mariam Alzaabi (MSc Computer Science, Khalifa University), dan Segni Desalegn (BSc Computer Science, Khalifa University).
Dosen yang kini menempuh program S3 di Khalifa University Abu Dhabi tersebut memaknai pencapaian ini sebagai upayanya dalam menambah pengalaman dan meningkatkan kompetensi.
Baginya, penghargaan tersebut merupakan pembuktian bahwa matematika dibutuhkan di seluruh bidang, termasuk dunia industri.
“Ke depannya, saya berharap semakin banyak prestasi yang diraih oleh sivitas akademika ITS, khususnya dari Departemen Matematika,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024