Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono mengupayakan pengendalian harga pangan jelang hari besar keagamaan nasional, khususnya Ramadhan dan Idul Fitri. 

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi Jatim per Februari 2024 sebesar 2,81 persen Year on Year (YoY). 

"Faktor dominan penyumbang inflasi masih dikarenakan kenaikan harga pangan, seperti beras, cabai, bawang putih, telur ayam ras dan daging ayam ras," katanya melalui keterangan tertulis di Surabaya, Jumat.

Karenanya berupaya melakukan pengendalian inflasi, termasuk menekan kenaikan harga pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri, yang dipersiapkan dengan baik.

"Ketersediaan bahan bakar minyak atau BBM dan elpiji kita pastikan mencukupi. Jadi masyarakat tidak perlu panik dan bisa menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan tenang," ujarnya.

Meski demikian, Pj Gubernur Adhy meminta komitmen penuh dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Jatim untuk bersama-sama dan bersinergi mengendalikan inflasi, terutama di momen menjelang hari besar keagamaan nasional seperti Ramadhan dan Idul Fitri. 

Menurutnya TPID bersama Bank Indonesia perwakilan Jatim telah mencanangkan Program Sigati, yaitu sinergi gapai inflasi terkendali, yang merupakan penajaman strategi 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif.

Secara rinci, Adhy menjelaskannketerjangkauan harga dilakukan melalui operasi pasar murah, gerakan pangan murah, warung tekan inflasi, intensifikasi penyebaran bahan pangan dan program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP). 

Kemudian strategi ketersediaan pasokan dicapai dengan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar dan distributor agar tidak menahan stok barang, hingga penguatan kelembagaan produsen. Menurutnya salah satu bentuk penguatan tersebut menggunakan skema korporasi petani.

Terobosan ini, lanjut Adhy, sebetulnya sudah dilakukan sejak semester lalu untuk konsep programnya.
 
"Pelatihannya sudah berjalan di Jombang dengan 10 gabungan kelompok tani, menggunakan koperasi petani dan nelayan dengan model multi pihak," tuturnya.

Penguatan produsen dimaksudkan untuk memastikan kebutuhan pangan Jatim terpenuhi terlebih dahulu, barulah kemudian didistribusikan ke daerah lain. Terlebih, Jatim merupakan lumbung pangan yang menjadi tumpuan bagi 16 provinsi lainnya.

"Strategi selanjutnya ialah memastikan kelancaran distribusi dengan cara mengoptimalkan kerja sama intra provinsi dan memberi bantuan angkutan bahan pangan strategis. Selain itu komunikasi efektif dengan cara mengendalikan ekspektasi inflasi dan mencegah asimetri informasi di masyarakat," ucap Adhy. 
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024