Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur, erupsi dengan tinggi kolom letusan sekitar 800 meter di atas puncak pada Rabu pukul 17.02 WIB.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 6 Maret 2024 pukul 17.02 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu.
Menurut dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 107 detik.
Sebelumnya Gunung Semeru juga mengalami erupsi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 500 meter di atas puncak.
Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 117 detik.
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu tercatat mengalami lima kali erupsi pada Rabu yakni pukul 05.52 WIB, 06.49 WIB, 07.48 WIB, 16.00 WIB, dan 17.02 WIB.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Rabu, 6 Maret 2024 pukul 17.02 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Rabu.
Menurut dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 107 detik.
Sebelumnya Gunung Semeru juga mengalami erupsi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 500 meter di atas puncak.
Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 117 detik.
Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu tercatat mengalami lima kali erupsi pada Rabu yakni pukul 05.52 WIB, 06.49 WIB, 07.48 WIB, 16.00 WIB, dan 17.02 WIB.
Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024