Lumajang - Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana Lumajang, Jawa Timur, mengimbau penambang pasir yang melakukan aktivitasnya di sekitar daerah aliran sungai (DAS) untuk mewaspadai bahaya aliran lahar dingin Gunung Semeru. "Hujan sudah mengguyur Kabupaten Lumajang, sehingga debit air di DAS yang dilalui lahar dingin Semeru diprediksi juga meningkat," kata Sekretaris Satlak Penanggulangan Bencana Lumajang, Rochani, Senin. Ia meminta para penambang pasir di sekitar aliran sungai yang dilalui lahar dingin untuk menghentikan kegiatannya, apabila hujan deras mengguyur puncak Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). "Para penambang pasir harus memperhatikan keselamatan mereka sendiri karena aliran lahar dingin dapat meningkat sewaktu-waktu dan membahayakan bagi keselamatan penambang pasir," terangnya. Rochani mengaku mendapat informasi bahwa sejumlah truk penambang pasir terjebak di aliran lahar dingin Semeru karena sebagian penambang nekat melakukan aktivitasnya di sana. "Memang ada truk yang terjebak di aliran lahar dingin Semeru beberapa waktu lalu karena debit air yang cukup deras hingga menyebabkan badan truk terguling," katanya menjelaskan. Sejauh ini, kata dia, lahar dingin Semeru masih normal dan tidak meluap ke pemukiman warga karena sejumlah tanggul untuk menahan aliran lahar dingin sudah diperbaiki. "Enam kecamatan yang dilalui aliran lahar dingin Semeru yakni Kecamatan Tempursari, Pasrujambe, Candipuro, Tempeh, Pasirian dan Pronojiwo," ucap Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Lumajang itu. Lahar dingin biasanya akan melintas di DAS Besuk Bang, Besuk Sat, Besuk Kembar dan Besuk Koboan. Warga yang tinggal disekitar DAS tersebut dimbau tetap waspada, ketika terjadi hujan deras yang turun beberapa jam. Sementara salah seorang penambang pasir, Mansur, mengatakan meluapnya lahar dingin Semeru yang membawa material vulkanik merupakan berkah tersendiri bagi para penambang pasir. "Selama musim hujan, kami tetap waspada terhadap ancaman lahar dingin Semeru yang mengalir di sejumlah DAS," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011